Kemarau, Kabupaten Bekasi Mulai Dilanda Kekeringan

Warga Kp. Cihanjuang, Desa Karang Indah Kecamatan Bojongmangu saat hendak mengambil air bantuan bagi warga, Minggu (08/07) kemarin. Foto : Anggi
Warga Kp. Cihanjuang, Desa Karang Indah Kecamatan Bojongmangu saat hendak mengambil air bantuan bagi warga, Minggu (08/07) kemarin. Foto : Anggi

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Sejak memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah Kabupaten Bekasi mulai dilanda kekeringan. Warga pun mulai khawatir dengan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Hal ini seperti yang dirasakan warga Kp. Cihanjuang Desa Karang Indah Kecamatan Bojongmangu. Hujan yang tak kunjung turun selama kurang lebih dua bulan terakhir membuat sumur serta mata air yang biasa digunakan warga mengering.

Bacaan Lainnya

“Ini sudah lebih dari dua bulan seperti ini. Air sumur juga susah, kering,” kata Ipul warga Kp. Cihanjuang Desa Karang Indah, Senin (09/07).

Alhasil, warga menggunakan air galon mentah untuk minum dan memasak. Sementara untuk mencuci warga menggunakan air sungau. “Air memang tidak layak, tapi mau bagaimana lagi. Cuma untuk minum dan masak kami pakai air galon mentah yang dijual Rp 2.000 per galon. Tapi kalau air galon isi ulang yang matang, harganya lebih mahal lagi,” kata dia.

Selain membeli, imbuhnya, warga juga memanfaatkan bantuan air bersih yang dipasok oleh swasta maupun pemerintah. Hanya saja, pasokannya tidak datang setiap hari. “Iya kalau bisa mah setiap hari,” ucapnya.

Kepala Desa Karang Indah, L. Mistar mengatakan persoalan kekeringan wilayahnya bukanlah hal baru. Selain Kp. Cihanjuang, persoalan serupa juga kerap terjadi di Kp. Cibadak setiap tahunnya disaat musim kemarau tiba.

“Nggak aneh lagi kalau di Karang Indah. Setiap tahun, bisa dibilang hampir 50 persen daerah disini kondisinya seperti itu (kekeringan-red) kalau musim kemarau,” ucapnya.

Meski demikian, ia mengatakan kondisi kali ini belum tegolong parah. “Belum parah karena masih ada sungai dan beberapa warga juga udah kita bantu untuk membeli dari pedagang air,” kata dia.

Persoalan ini, sambungnya, sudah dilaporkan ke pihak kecamatan dan pemerintah Kabupaten Bekasi. Bahkan beberapa waktu lalu pihaknya pun pernah mendapatkan bantuan untuk pembangunan sumur bor. “Pernah dua kali dari APBD Kabupaten Bekasi tetapi pas dibor ya nggak ada sumber airnya,” ucapnya.

Selain disebabkan kemarau, kekeringan juga disebabkan karena pipanisasi air dari PDAM Tirta Bhagasasi belum menjangkau wilayahnya. Alasannya, kata dia, debit air yang diikeluarkan PDAM masih belum kuat untuk menjangkau hingga pemukiman warga.

“Kita sudah mencoba mengajukan tetapi memang belum bisa terelaisasi karena debit airnya tidak cukup untuk masuk ke Karang Indah,” kata dia.

Kedepan, pihaknya akan mencoba untuk mengkomunikasikan kembali persoalan ini dengan pihak-pihak terkait agar pipanisasi PDAM bisa segera teratasi. “Satu-satunya cara mungkin dengan mendorong agar air PDAM ini bisa masuk ke Karang Indah. Kita akan terus usahakan ini supaya segera terealisasi,” kata dia.

Sementara itu Kabid Darlog BPBD Kabupaten Bekasi, H. Rasyid mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan mengenai bencana kekeringan di Kabupaten Bekasi. “Saya belum terima laporan, kalau ada laporan kita pasti langsung bergerak,” kata dia. (BC)

Pos terkait