Kabupaten Bekasi Catat 10 Ribu Kasus TBC, Terbesar ke 4 di Jabar

Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat 10 ribu lebih kasus TBC atau Tuberkulosis di Kabupaten Bekasi atau peringkat keempat se-Jawa Barat (Jabar).
Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat 10 ribu lebih kasus TBC atau Tuberkulosis di Kabupaten Bekasi atau peringkat keempat se-Jawa Barat (Jabar).

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Sejak Januari hingga  September 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi mencatat ada 10 ribu lebih kasus Tuberkulosis atau TBC.  Kondisi ini membuat Kabupaten Bekasi masuk peringkat keempat se-Jawa Barat (Jabar).

BACA: Tahun 2018 Penderita TBC di Kabupaten Bekasi Capai 4.804 Orang

Bacaan Lainnya

Subkordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Ahmad Nurfallah mengatakan saat ini pemerintah daerah terus berupaya menekan laju pertumbuhan kasus TBC di wilayahnya.

“Berkaitan dengan insiden kasus kurang lebih ada 10 ribu kemudian yang sudah dilakukan intervensi kurang lebih 65 persen sekitar 6 ribuan. Dari insiden kasus saat ini setengah nya sudah di intervensi pemerintah Kabupaten Bekasi,” tutur Ahmad Nurfallah.

Langkah awal untuk menekan kasus TBC ini, kata Nurfallah para petugas melakukan penekanan melalui skema door to door. Petugas mendatangi dan melakukan skrining secara langsung kepada orang yang mengalami Tuberkulosis

“Langkahnya petugas mendatangi dan melakukan skrining langsung kepada orang yang mengalami TBC. Dari skrining terhadap pasien gejala tadi, ketika memenuhi kriteria dari hasil pengambilan dahak dilanjutkan dengan pemeriksaan FCM untuk dilakukan test pending. Petugas kemudian nanti aktif datang ke lokasi penularan,” ungkapnya.

Nurfallah mengakui dibutuhkan peran semua pihak dalam penanganan kasus TBC. Untuk itu pihaknya selalu berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), Dinas Sosial, Dinas Desa dan Pemberdayaan Masyarakat (DPMD). Kemudian komunitas, Ikatan Dokter Indonesia, seluruh puskesmas, RSUD termasuk media.

“Kita menghimpun dari berbagai komunitas stakeholder lintas sektor dalam penanganan TBC ini. Karena memang butuh peran semuanya, termasuk media. Termasuk kami berterima kasih kepada Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI yang fokus dan konsen dalam upaya penanganan dan penyebaran penyakit TBC ini,” kata dia.

Kasus Tuberkolosis di Kabupaten Bekasi Terbesar ke 4 di Jabar

Manager Jawa Barat Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, Bambang Eko Budi Yanto menjelaskan, beban terberat kasus TBC di Jawa Barat pertama di Kabupaten Bogor, kedua di Kabupaten Bandung, ketiga Kota Bandung. Sedangkan Kabupaten Bekasi sendiri peringkat keempat.

Menurutnya, penyebab tingginya kasus TBC disebabkan banyak hal. Diantaranya, banyak masyarakat masih segan untuk memeriksakan diri saat mengalami gejala batuk berkepanjangan karena takut didiagnosa menderita penyakit TBC. Hal ini membuat petugas petugas kesulitan untuk melakukan deteksi terhadap pemeriksaan kontak erat penderita.

Kemudian, penanganan TBC juga masih sektoral hanya di Dinas Kesehatan saja yang melakukan intervensi. Termasuk peran aparatur desa, RT/RW dan peran-peran sektor lain belum terlibat.

“Karena bukan soal penanganan saja, tapi bagiamana sumber-sumbernya ini baik dari faktor kemiskinan, karena dia huniannya tidak bagus, mata pencaharian kurang, water sanitasi tidak baik, tentu ini butuh peran sektor atau dinas lain untuk mengatasi persoalan ini,” ungkapnya.  (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait