Warning! Ribuan Balita di Kabupaten Bekasi Alami Obesitas

Bayi usia 7 bulan di Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi yang bernama Siti Raisya Rahayu mengalami obesitas dengan berat mencapai 15 kilogram. Saat ini, Raisya tengah dalam pengawasan Puskesmas dan dokter anak.
Bayi usia 7 bulan di Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi yang bernama Siti Raisya Rahayu mengalami obesitas dengan berat mencapai 15 kilogram. Saat ini, Raisya tengah dalam pengawasan Puskesmas dan dokter anak.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Ribuan balita di Kabupaten Bekasi terindikasi mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Pola makan tidak sehat, porsi makan berlebih hingga keturunan diduga menjadi faktor pemicunya.

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, hingga pertengahan tahun 2023 ini ada 1.440 balita atau bayi dibawah lima tahun (0-59 bulan) yang mengalami obesitas. Dari jumlah tersebut, 275 diantaranya masih berusia dibawah 2 tahun (0-23 bulan).

Bacaan Lainnya

BACA: Bayi 7 Bulan di Cabangbungin Alami Obesitas, Beratnya Mencapai 15 Kg

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supriadinata mengatakan obesitas menjadi salah satu persoalan gizi pada  balita yang menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi selain stunting dan gizi buruk.

Kendati demikian dibutuhkan peran aktif masyarakat, khususnya para orangtua untuk mencegahnya. Sebab, faktor pemicu obesitas dapat bermula dari kedua orangtua yang tidak memperhatikan pola makan bayi, makan secara berlebihan serta mengonsumsi makanan minuman dengan tinggi kalori namun rendah nutirisi tanpa diikuti dengan aktivitas fisik yang cukup.

“Nah persoalan di wilayah-wilayah urban seperti di Kabupaten Bekasi itu banyak orang tua yang bekerja. Bapak dan ibunya pergi pagi dan pulang malam sementara bayinya di asuh oleh orang lain. Bisa jadi, agar diam si bayi dikasih makanan minuman manis secara terus-menerus hingga memicu obesitas atau kelebihan berat badan,” kata Supriadinata, Selasa (27/06).

BACA: Belajar dari Muhammad Fajri, Kenali Resiko dan Penyebab Obesitas

Tak hanya itu, Supri juga mengungkapkan bahwa obesitas pada balita dapat disebabkan karena faktor internal yakni faktor keturunan atau kelainan genetik. Namun kelebihan berat badan yang ditimbulkan dari faktor ini cenderung relatif lebih kecil ketimbang obesitas yang disebabkan faktor lingkungan luar yakni pola makan tidak sehat dan berlebih.

“Mengacu teori HL Blum penyakit yang ditimbulkan akibat faktor genetik peluangnya cenderung lebih kecil, hanya 10 persen,” ungkapnya.

Untuk itu pihaknya menghimbau agar masyarakat melakukan upaya pencegahan timbulnya obesitas. Selain menerapkan pola makan sehat dan seimbang, berat badan dan panjang atau tinggi badan balita juga harus dipantau secara berkala di Posyandu.

“Orang tua harus membawa bayinya ke posyandu, ditimbang rutin setiap bulan ketika ada kenaikan yang tidak wajar dapat langsung dikonsultasikan ke dokter di Puskesmas terdekat di sekitar Posyandu. Pemerintah juga rutin melakukan Bulan Penimbangan Balita dari Februari – Agustus sekalian pemberian Vitamin A,” tandasnya. (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait