BERITACIKARANG.COM, CIKARANG TIMUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menggelar kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) Tahun 2019 di halaman kantor BPBD Kabupaten Bekasi, Komplek Perkantoran Pemkab Bekasi, Desa Sukamahi Cikarang Pusat, Jum’at (26/04).
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh unsur baik dari unsur pemerintah, masyarakat, sekolah dan dunia usaha serta relawan bencana alam se Kabupaten Bekasi.
Kegiatan tersebut diawali dengan simulasi oleh para relawan bencana alam dalam melakukan evakuasi gempa bumi, kebakaran, dan juga banjir pada saat proses penyelamatan hingga pertolongan pertama oleh tim kesehatan.
Kepala BPBD Kabupaten Bekasi, Adeng Hudaya mengungkapkan, peringatan HKB Nasional ini merupakan tindak lanjut dari surat yang diberikan Kepala BNPB perihal himbauan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan simulasi evakuasi bencana secara serentak hari ini.
Ia menambahkan, menurut hasil penelitian dan survei di Jepang, bahwa korban bencana yang dapat selamat dalam durasi golden Times disebabkan oleh kesiapsiagaan diri sendiri sebesar 35%, dukungan anggota keluarga 31,9%, dukungan teman/tetangga sebesar 28,1%, dukungan orang sekitarnya 2,6% dukungan tim SAR 1,7%, dan lain-lain 0,9%.
“Sangatlah jelas bahwa berdasarkan hasil kajian tersebut, maka individu dan masyarakat merupakan kunci utama yang perlu terus ditingkatkan. Melihat kondisi tersebut, maka perlu ada gerakan merubah budaya dan paradigma sadar bencana, perlu dilakukan pelatihan pelatihan kesiapsiagaan secara teratur dan berkelanjutan,” kata Adeng.
Untuk itu, ia berharap agar kegiatan yang diikuti ini dapat dilaksanakan melalui komitmen bersama yaitu siap untuk selamat. “Dengan adanya koordinasi dari semua pihak, maka resiko dari bencana yang terjadi di Kabupaten Bekasi dapat diminimalisir,” ujarnya.
Sementara, untuk mengurangi dampak resiko bencana di kabupaten Bekasi, pihaknya mengaku telah melakukan berbagai strategi. “Kita telah melakukan program pembentukan desa tanggap bencana, pada 12 desa yang memiliki potensi bencana baik bencana banjir maupun kekeringan. Kita juga telah melakukan peningkatan kapasitas relawan yang terjalin dalam 20 forum kewaspadaan diri masyarakat yang anggotanya berjumlahnya 300 orang,” ujarnya.
Kemudian, Adeng melanjutkan, pihaknya telah mengoptimalkan pusat pelayanan operasi pengendalian bencana (pusdalob) 2019. Selain itu, ia juga telah melakukan pengadaan sarana dan prasarana peralatan kebencanaan secara bertahap guna mendukung kegiatan operasi penanggulangan bencana.
“Tahun 2018 lalu kita juga telah dapat bantuan dari BNPB, berupa alat-alat untuk informasi dan teknologi yang semuanya untuk mendukung penanggulangan bencana,” ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja mengatakan, Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 26 April dilatarbelakangi 12 tahun ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penangulangan Bencana yang jatuh pada 26 April 2019.
Undang-Undang ini telah melahirkan berbagai kebijakan dan program pemerintah yang mendukung kegiatan kesiapsiagaan terhadap bencana yang merupakan perangkat hukum pertama yang merubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif ke preventif (pengelola resiko bencana).
Dengan mengusung thema ”Siap siaga di mulai dari diri keluarga dan komunitas” pihaknya meminta peserta yang hadir mulai dari unsur pemerintah, masyarakat, sekolah, dunia usaha serta relawan penggiat kebencanaan untuk bekerjasama dalam menanggulangi bencana.
“Penanganan bencana urusan semua pihak, oleh sebab itu perlu dilakukan berbagi peran, dan tanggungjawab atau shares responsibility dalam peningkatan kesiapsiagaan dalam semua tingkatan baik itu anak remaja dan dewasa,” kata Eka.
Lebih lanjut Eka mengatakan tujuan HKBN ini adalah untuk menambah pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap karakteristik bencana dan resiko bencana, serta kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman yang ada disekitarnya.
“Saya ingin kegiatan ini juga sebagai kegiatan pelatihan bagi masyarakat secara teratur karena kewaspadaan dan kesiapsiagaan belum menjadi budaya,” ucapnya.
Eka berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi, dan membangun budaya gotong royong, kerelawaan serta kedermawaan para pemangku kepentingan. “Baik ditingkat Kabupaten, tingkat Kecamatan sampai ketingkat RT dan tingkat kepala keluarga dalam menghadapi ancaman bencana,” ujarnya. (BC)