BERITACIKARANG.COM, BOJONGMANGU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mendirikan tenda darurat di Kampung Legok Cariu RT 12 RW 06 Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi. Langkah ini dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan menimpa warga lantaran masih bertahan di rumahnya masing-masing meski sudah amblas dan mengalami retak pada bagian lantai dan dinding dampak adanya pergerakan tanah di lokasi tersebut.
BACA: Pergerakan Tanah di Bojongmangu Mulai Ditangani
“Tadi malam dari kecamatan minta bantuan dipasang tenda pengungsi untuk 2 Kepala Keluarga (KK) terdampak yang rumahnya rusak berat. Hari ini langsung kami kirim dan pasang dua tenda untuk 2 KK terdampak,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi Dodi Supriadi, Kamis (29/02).
Dirinya menambahkan, selain mendirikan tenda darurat sejauh ini pihak BPBD Kabupaten Bekasi telah melakukan assesment, mendistribusikan bantuan logistik, berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat dan bersurat ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengetahui penyebab timbulnya pergerakan tanah di lokasi tersebut hingga langkah-langkah penanganan yang perlu diambil untuk mengatasinya.
“Sejak menerima laporan kejadian dari Kecamatan Bojongmangu kami BPBD langsung ke lokasi untuk melakukan asessment, ngobrol dengan warga sekitar yang terdampak, menanyakan kronologis kejadian serta mendata jumlah bangunan dan jumlah KK terdampak. Kemudian kami juga telah mengirimkan bantuan logistik, berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat dan bersurat ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk minta ditinjau ke lapangan, dimitigasi penyebab dari longsor atau tanah amblas di lokasi tersebut,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya turut mengimbau agar warga yang terdampak untuk senantiasa waspada serta menempati tenda darurat terutama saat malam dan hujan turun dengan deras. “Tentunya kami mengimbau kepada warga di sekitar lokasi untuk tetap waspada dan rumah yang rusak berat dan sedang mohon untuk dikosongkan, khawatir roboh dan menimpa warga,” tandasnya.
Kepala Desa Sukamukti, Samid menyampaikan terimakasih kepada pemerintah daerah yang telah sigap melakukan penanganan dan memberikan bantuan untuk warga.
“Atas nama warga Sukamukti kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi yang telah memberikan bantuan dan kami pun dari pemerintah desa terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar penanganan bencana longsor ini berjalan optimal,” ungkapnya.
Belasan Rumah dan Kontrakan Rusak
Diberitakan sebelumnya, belasan rumah dan kontrakan di Kampung Legok Cariu RT 12 RW 06 Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi amblas dan retak. Hal tersebut akibat dampak adanya pergerakan tanah.
Berdasarkan pantauan BeritaCikarang.com pada Senin (26/02) siang terdapat belasan rumah dan kontrakan milik warga yang terdampak pergerakan tanah sampai amblas. Selain itu ada tembok yang mengalami retak. Sebagian diantaranya bahkan sudah tidak bisa dihuni kembali.
Salah seorang pemilik bangunan, Miki Andri menjelaskan pergerakan tanah ini mulai dirasakannya sejak satu bulan lalu. Warga waswas bangunan yang mereka tempati bakal roboh karena terdampak pergerakan tanah.
“Awalnya nggak sampai 10 sentimeter sekarang udah ada yang 1 meter. Itu setiap hujan (amblasnya) bertahap ini udah hampir sebulan. Yang ngontrak mah udah pada kabur, pindah karena khawatir bangunan udah pada doyong (miring) dan tembok retak,” ungkapnya.
Warga menduga pergerakan tanah disebabkan karena tidak adanya tanggul penahan tanah di lokasi pembangunan akses jalan menuju tol Jakarta Cikampek (Japek) II di Kawasan Industri GIIC yang berada tak jauh dari halaman belakang rumah warga.
“Sebelum ada proyek mah bangunan nggak ada yang robah (rusak). Nah semenjak ada proyek karena dibawahnya tidak ada pancang (tanggul penahan tanah) tiap hujan gede ada perobahan, sedikit demi sedikit tanahnya mulai amblas,” kata dia.
Sulistiowati pemilik bangunan lainnya, mengaku khawatir kerusakan di rumahnya akan semakin parah dan berpotensi ambruk sewaktu-waktu. Kendati demikian, dirinya ogah mengungsi. Alasannya karena perempuan 40 tahun yang selama ini tinggal bersama suami beserta empat orang anak dan kedua orangtuanya itu tak memiliki tempat tinggal maupun tanah lain.
“Tiap hujan khawatir, was-was karena saya ada anak kecil, takut kenapa-kenapa, takut rubuh juga, tapi mau bagaimana lagi. Karena saya tidak punya rumah atau tanah lain untuk ditinggali,” ungkapnya.
Untuk itu, dirinya berharap pihak-pihak terkait turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. “Kita pengen ada kejelasan ya, pertanggungjawaban lah dari pihak-pihak terkait untuk dicarikan solusi dan dilakukan perbaikan,” ungkapnya.
Ketua RT 12 RW 06 Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Isam Anton mengaku hingga kini pihaknya masih berkordinasi dengan aparatur pemerintah desa setempat dan terus mendata serta memantau perkembangan kondisi bangunan warga yang terdampak pergerakan tanah.
“Jumlah yang longsor (amblas) kalau nggak salah 12 rumah, cuman untuk yang kontrakan jumlahnya memang lumayan banyak pak,” kata dia. (dim)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS