Waspada Potensi Gempa Sesar Bribis di Kabupaten Bekasi

Ilustrasi
Ilustrasi

BERITACIKARANG.COM, TAMBUN SELATAN –  Kabupaten Bekasi menjadi satu dari sejumlah wilayah di Jawa Barat yang terdapat potensi gempa akibat sesar baribis.

Sesar baribis merupakan sesar aktif yang bisa memicu terjadinya aktivitas gempa di daerah Jakarta dan sekitarnya. Disebutkan pula bahwa sesar baribis berpotensi menimbulkan gempa megathrust.

Bacaan Lainnya

“Ternyata berdasarkan tata ruang kita, ditemukan ada beberapa kecamatan ada sesar baribis. Ini punya potensi sebagai gempa dan harus diantisipasi,” ungkap Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan.

Salah satu kecamatan yang terletak tepat di atas sesar aktif ini yakni Kecamatan Cibitung di mana kawasan tersebut banyak didirikan permukiman penduduk beserta industri

“Salah satu kecamatannya Cibitung. Sesar itu di atasnya ada permukiman penduduk dan pabrik,” tuturnya.

Potensi ancaman gempa, sambung Dani, hingga kini masih sulit diprediksi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Gempa adalah bencana yang sulit diprediksi karena belum ada teknologi yang bisa memprediksi bencananya sebesar apa dan kapan serta dimananya. Tapi menurut teori pengetahuan saat ini, dimana ada sesar, di situ ada potensi,” ujar Dani.

Oleh sebab itu, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Jawa Barat ini, terus mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap bencana. Hal itu diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan kesiapsiagaan bencana.

“Setiap tanggal 26 april, selalu kami peringati hari kesiapsiagaan bencana. Ini bertepatan dengan hari lahirnya UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dimana melalui UU itu, kami ingin merubah paradigma penanggulangan bencana yang tadinya hanya fokus pada tanggap darurat, yaitu ketika bencana terjadi baru kami bergerak, menjadi pengurangan risiko bencana, jadi lebih ke pencegahannya,” ungkapnya.

Sejumlah upaya telah dilakukan pihaknya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam. Dani mengatakan kesadaran masyarakat di sejumlah desa/kelurahan telah tertanan dengan baik.

Terlebih lagi, beberapa kecamatan di setiap tahunnya kerap dilanda bencana seperti banjir dan angin puting beliung.

“Ada Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan Desa Tanggap Bencana (Destana) yang fungsinya memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bagaimana mencegah dan menanggulangi,” kata Dani. (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait