Terancam “Bangkrut” BBWM Ajukan Pengembangan 8 Bidang Usaha Baru

Salah satu bidang usaha yang dikembangkan BBWM yakni berkaitan dengan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya.
Salah satu bidang usaha yang dikembangkan BBWM yakni berkaitan dengan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya.

BERITACIKARANG.COM, BABELAN – PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM) mengajukan diversifikasi (pengembangan) 8 bidang usaha baru. Pasalnya kandungan minyak dan gas yang selama ini dieskplorasi oleh salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Bekasi sejak tahun 2022 tersebut kian terbatas.

Direktur Utama PT Bina Bangun Wibawa Mukti, Prananto Sukodjatmoko mengatakan awalnya, kandungan minyak dan gas di Kabupaten Bekasi terbilang signifikan. Salah satu capaian gas tertinggi terjadi pada 2012 dengan kandungan mencapai 15 juta standar kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day (mmscfd).

Bacaan Lainnya

BACA: Pemkab Bekasi Dorong BBWM Kembangkan Listrik Tenaga Surya

Namun kandungan ini tiap waktu kian berkurang. Bahkan pada 2023 ini, gas yang berhasil dicapai hanya 3 mmscfd dan hanya 1 mmscfd yang bisa digunakan. Kondisi ini yang membuat operasional kilang yang terletak di Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan dihentikan sementara.

“Memang sejak Oktober kami shutdown karena kondisinya memang tidak memungkinkan. Alat yang kami miliki tidak mampu lagi menjangkau gas yang terkandung, karena memang sudah menipis,” ucap dia.

Prananto mengaku pihaknya sempat mengakali penyerapan gas dengan lebih menurunkan level alat yang dimiliki namun tidak berhasil.

“Yang biasanya kami terapkan high pressure, kami coba dengan low pressure. Tapi justru yang terangkut bukan hanya gas tapi material lain yang membuat dua alat kami rusak. Ini yang menjadi persoalan. Kondisi ini juga dirasakan Pertamina, tapi karena Pertamina itu alatnya punya lima, jadi kalau dua rusak masih bisa digunakan. Sedangkan kami memang cuma dua alatnya,” ucap dia.

Prananto mengatakan, saat ini PT BBWM menjadi BUMD satu-satunya yang masih mengelola gas dari hilir. Sedangkan BUMD di daerah lainnya telah beralih ke berbagai sektor energi terbarukan. “Jadi karena hanya mengandalkan energi dari fosil, akan habis juga, sama di daerah lain juga. Hanya BBWM dan Gresik yang masih bertahan, itu pun telah berhenti,” ucap dia.

Kendati kandungan gas makin sulit, Prananto mengatakan, pihaknya masih bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) ke Pemkab Bekasi sebesar Rp 2,8 miliar. “Meskipun nilai demikian untuk ukuran bisnis gas terbilang kecil tapi kami masih bertahan. Kami juga tetap memertahankan jumlah karyawan tanpa ada pengurangan meski kondisinya demikian,” ucap dia.

Untuk itu, sambungnya, saat ini pihaknya tengah mengusulkan diversifikasi usaha. Sedikitnya delapan pengembangan bisnis baru tengah diusulkan BBWM sebagai bagian dari upaya mengembangkan usaha. Beberapa di antaranya, berkaitan dengan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya.

“Pengembangan bisnis ini menjadi upaya wajib untuk memertahankan perusahaan. Kami telah berkomitmen untuk penyaluran listrik dari panel surya untuk PDAM Tirta Bhagasasi, baik di kantor maupun di pengelolaan airnya,” ucap dia.

Lalu bisnis lainnya yang dikembangkan yakni stasiun pengisian kendaraan listrik umum, penyewaan kendaraan listrik, pendirian batching plant, marketplace UMKM khusus Kabupaten Bekasi “Bebeli”, pengelolaan sampah berteknologi di Burangkeng, parkir hingga pengelolaan aset.

Namun demikian, diakui Prananto, pengembangan bisnis ini kerap terhambat di sektor birokrasi. Karena mayoritas pemilik saham pemerintah daerah, sehingga perlu dukungan seluruh pihak untuk memulai pengembangan bisnis.

“Memang perlu dukungan penuh dari daerah, baik pemerintah dan legislatif. Ini yang sejauh ini kami upayakan agar pengembangan bisnis terutama pada energi terbarukan mendapat dukungan,” ucap dia. (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait