BERITACIKARANG.COM, MUARAEMBONG – Pesisir utara Kabupaten Bekasi, tepatnya Pantai Muara Bungin dan Pantai Beting di Kecamatan Muaragembong terdampak kebocoran minyak dan gas di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan Karawang.
Camat Muara Gembong, Junaefi membenarkan peristiwa itu. Ia menuturkan hasil dari informasi warga, tumpahan minyak mulai memasuki wilayahnya pada Minggu (21/07) lalu. “Saya mendapat informasi dari warga pada hari Minggu sekitar jam 5 sore, ada tumpahan minyak di bibir pantai,” ujar Junaefi, Rabu (24/07).
Pihaknya pun sudah meminta para petambak yang berada disisi pantai, untuk menutup saluran yang terhubung ke laut agar tumpahan minyak tidak merambah ke tambaknya. “Kita langsung minta ke petambak untuk tutup saluran ke lautnya, takutnya ikan dan udang para petambak ikut mati akibat tumpahan minyak tersebut,” ungkapnya.
Sementara Kepala Kepolisian Sektor Muaragembong, AKP. Syaiful Anwar mengatakan unsur Muspika Muaragembong telah melakukan pertemuan dengan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) untuk membahas tentang tindak lanjut penanganan pencemaran minyak tersebut pada Selasa (23/07) kemarin.
“Dari hasil pertemuan, PHE menugaskan OSCT (Oil Spill Combat Team-red ) untuk melakukan kegiatan pembersihan minyak di lapangan,” ungkapnya.
Dalam melakukan pembersihan minyak, pihak OSCT akan berkordinasi dengan Kepala Desa Pantai Bakti dan Pantai Bahagia, dimana teknisnya Kepala Desa setiap hari menyiapkan tenaga kebersihan yang direkrut dari nelayan setempat, terutama yang terkena dampak sebanyak 20 orang dan diatur bergantian oleh Kades.
“Pembersihan minyak sudah dimulai pagi tadi,” tuturnya.
Syaiful menambahkan dampak dari kebocoran minyak dan gas di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah mencemari sekitar 30% areal tambak di Desa Pantai Bakti dan mencemari 10 % areal tambak di Desa Pantai Bahagia.
“Mengenai hal ini perwakilan dari PHE akan menyampaikan kepada PHE Pusat,” ungkapnya.
Sedangkan untuk dampak di laut, hasil pengamatan belum ada ikan yang mati. “Namun hasil tangkapan ikan mengalami penurunan 90%,” tutupnya. (BC)