Dani Ramdan Ajak Masyarakat Lirik Peluang Bisnis dari Pengelolaan Sampah Organik

Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan didampingi Kepala Perangkat Daerah terkait saat studi tiru guna mempelajari dan memahami proses pengelolaan sampah organik secara terpadu ke Sekolah Pengelolaan Sampah (SPenSa) di Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan didampingi Kepala Perangkat Daerah terkait saat studi tiru guna mempelajari dan memahami proses pengelolaan sampah organik secara terpadu ke Sekolah Pengelolaan Sampah (SPenSa) di Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Pemerintah Kabupaten Bekasi melirik pengelolaan sampah organik. Selain dinilai mampu mengurangi volume sampah ke TPA Burangkeng, limbah rumah tangga yang dikelola secara tepat juga bisa menjadi peluang bisnis menggiurkan bagi masyarakat.

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan pihaknya ditemani sejumlah Kepala Perangkat Daerah terkait telah mempelajari proses pengolahan sampah organik secara terpadu ke Sekolah Pengelolaan Sampah (SPenSa) di Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Bacaan Lainnya

BACA: Menyisir Problem dan Solusi ‘Darurat Sampah’ di Kabupaten Bekasi

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Teknososial Sampah, yang dilakukan bersama dengan Tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai tindaklanjut Solusi Spesifik Percepatan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2023-2026.

“Disana kita belajar bahwa ternyata sampah organik itu bisa diolah di rumah, bahkan menjadi berguna (bernilai ekonomis-red). Ada yang jadi kompos dan ada yang jadi magot atau larva yang bisa untuk pakan ternak dan tekniknya juga sangat mudah. Tidak perlu ada alat tambahan dan campuran apapun, hanya menyediakan bak, jadi tidak usah dibolak-balik tinggalkan saja dua bulan udah beres jadi kompos sendiri,” ucap Dani Ramdan.

Dani menyampaikan, Pemkab Bekasi akan segera mencoba mengimplementasikan teknik dan cara pengelolaan sampah organik dengan mengambil beberapa sampel yang akan dijadikan pilot project untuk pengelolaan sampah organik di Kabupaten Bekasi.

“Pertama dimulai dari rumah dinas saya sendiri dan di Kantor Komplek Perkantoran Pemkab Bekasi. Nanti sampah organiknya harus sudah di split dan dibuat tempatnya. Dan yang kedua saya mengajak Kadisdik, jadi di sekolah terpilih nanti juga menerapkan, tetapi targetnya semua sekolah bisa melakukan pemilahan sekaligus untuk praktek anak-anaknya juga,” ucapnya.

Yang ketiga, sambungnya, adalah pasar-pasar yang ada di Kabupaten Bekasi. Seperti diketahui karena pasar merupakan salah satu penghasil komposisi sampah organiknya sangat tinggi dan penerapan pengelolaan sampah organik tentunya dapat mengurangi pengangkutan sampah terbesar ke TPA.

“Jadi kebetulan ada beberapa pasar ini sedang direnovasi dan dibangun ulang, kita wajibkan dalam desain yang baru itu ada instalasi pengolahan sampah organiknya sehingga tidak diangkut ke luar. Nanti diolah dan ternyata melalui treatment ini sampah organik tidak berbau cukup hanya dengan bioteknologi yang ada di sekitar kita,” kata dia.

Lebih lanjut, Dani Ramdan juga menambahkan bahwa di Kabupaten Bekasi sendiri saat ini sudah cukup banyak bank-bank sampah yang diberdayakan oleh masyarakat, dari tingkat RT/RW hingga tingkat desa maupun kecamatan. Namun demikian, melalui kegiatan studi tiru ini pemerintah daerah akan segera memformulasikan agar bank-bank sampah tersebut juga fokus mengolah sampah organik.

“Ada sekitar 200 lebih bank sampah di Kabupaten Bekasi, tetapi mayoritas intens mengolah sampah non organik yang proporsinya kecil (plastik dan kertas). Nah kita ingin dorong agar semua bank sampah juga menangani sampah organik,” kata dia. (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait