Rebutan Gunungan Hasil Bumi Warnai Tradisi Ngaruwat Bumi di Situ Abidin

Sejumlah warga Desa Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi berebut gunungan hasil bumi pada acara ngaruwat bumi atau hajat bumi yang digelar di Situ Abidin pada Selasa (22/08) pagi
Sejumlah warga Desa Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi berebut gunungan hasil bumi pada acara ngaruwat bumi atau hajat bumi yang digelar di Situ Abidin pada Selasa (22/08) pagi

BERITACIKARANG.COM, BOJONGMANGU  – Warga Desa Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi berebut gunungan hasil bumi pada acara ngaruwat bumi atau hajat bumi yang digelar di Situ Abidin pada Selasa (22/08) pagi

BACA: Situ Abidin Terus Dipercantik

Bacaan Lainnya

Pantauan di lokasi, mereka saling berdesak-desakan adu cepat mengambil aneka buah dan sayur yang ditata rapi. Meski harus bersusah payah, mereka senang bisa mendapat buah atau sayur untuk dimakan. Diantaranya berupa singkong, ubi, labuh, pisang, nanas, petai serta aneka sayuran.

Tetua Desa Karangmulya sekaligus kuncen Makam Syeh Abidin, Abah Kano mengatakan, tradisi ngaruwat bumi bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar untuk mengumpulkan hasil bumi sebagai representasi rasa syukur kepada Tuhan YME.

“Biasanya tradisi ini digelar untuk menyambut Tahun Baru Islam atau setahun sekali pada awal bulan Muharram. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur petani Desa Karangmulya kepada Tuhan yang Maha Esa atas hasil pertanian atau hasil bumi,” kata Abah Kano.

Pada prosesnya, tradisi ini ditandai dengan berkumpulnya para warga desa di depan balai desa atau di titik kumpul lalu membawa makanan baik yang masih mentah maupun yang sudah diolah untuk dibagikan kepada warga lainnya.

“Tradisi ngaruwat bumi di Desa Karangmulya adalah warisan nenek moyang jaman dulu, dan sampai sekarang masih di lestarikan setiap tahunnya. Tapi dua tahun kemarin pas covid, acaranya kita adakan secara sederhana, hanya ritual atau zikir bersama di makam Syekh Abidin. Baru tahun ini ngaruwat bumi diadakan lagi,” kata dia.

Kepala Desa Karangmulya, Jaka Suteja mengatakan Pemerintah Desa berupaya mengayomi keinginan warganya, termasuk dihidupkannya kembali pesta rakyat ngaruwat bumi.

Acara dimulai dengan arak-arakan dari tiga dusun yang membawa hasil bumi seperti buah-buahan hingga sayur-mayur diiringi kesenian tradisional khas sunda, yakni odong-odong, jaipongan, ketuk tilu dan seni kliningan.

Setelah sampai di lokasi ngaruwat bumi, acara dilanjutkan dengan doa dan dzikir bersama di makam Syekh Abidin yang makamnya di tengah-tengah Situ Abidin. Hasil bumi yang dibawa lalu dibagikan kepada warga. Bahkan sebagian warga pun berebutan gunungan hasil bumi untuk mendapatkannya sebagai berkah.

“Alhamdulilah dengan adanya hajat bumi, para pelaku UMKM di Desa Karangmulya pun ikut mendapat rejeki dan perputaran perekonomi masyarakat diharapkan bisa meningkat,” kata dia.

Jaka Suteja mengatakan puncak tradisi ngaruwat bumi adalah hiburan rakyat dengan menampilkan berbagai kesenian dan Seni Wayang Golek semalam suntuk.

“Saya tentunya bahagia melihat masyarakat yang hidupnya bertani ikut berbaur dengan warga lainnya dan mengucapkan syukur,” kata dia.

Ketua BPD Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Agus Taufik mengatakan tradisi ngaruwat bumi ini adalah bagian budaya leluhur. “Saya bangga, ternyata momen ini menumbuhkan rasa saling harga menghargai dan saling menghormati. Semoga dengan adanya acara ngaruwat bumi ini kebersamaan dan gotong royong bisa tumbuh dan berkembang khususnya di Desa Karangmulya,” kata dia. (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait