BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Investasi pemasangan serat (fiber) optik di Kabupaten Bekasi mulai menunjukkan hasil. Meski belum memberikan pemasukan dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun infrastruktur untuk keperluan jaringan internet ini telah menghemat anggaran hingga Rp 31,74 miliar per tahun.
“Sejak pemasangan fiber optik dilaksanakan, praktis tidak lagi dianggarkan biaya untuk keperluan internet. Maka dari itu, efisiensi anggaran mulai dapat kami lakukan,” kata Sekretaris Dinas Komunikasi, Informasi, Persandian dan Statistik Kabupaten Bekasi, Benni Saputra, Rabu (25/04).
Pemerintah Kabupaten Bekasi membutuhkan jaringan internet besar untuk menunjang berbagai pekerjaan yang kini lebih banyak berbasis daring, mulai dari pelelangan pekerjaan pembangunan yang berbasis internet, pendataan hingga pelayanan publik semisal pembuatan Kartu Keluarga sampai perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik.
Berdasarkan hasil kalkulasi pihaknya, kata Benni, anggaran yang butuhkan untuk mengakomodir kebutuhan tersebut mencapa Rp 31.746.000.000. Anggaran tersebut terbagi atas jumlah perangkat daerah atau unit kerja yang dilayani sebanyak 143 unit, dan kebutuhan kapasitas koneksi per unit kerja minimal 50 megabyte per sekon (mbps).
Sedangkan, biaya penyewaan koneksi dengan kapasitas 50 mbps mencapai Rp 18,5 juta per bulan per unit kerja. “Maka dapat dihitung memang anggaran yang dibutuhkan lumayan besar dan dapat diefisiensi karena Kabupaten Bekasi sekarang telah memiliki fiber optik sendiri,” kata dia.
Dibanding daerah lain, lanjut Benni, Kabupaten Bekasi termasuk daerah terdepan yang memiliki jaringan infrastruktur tersendiri. “Kami melihat di Kota Surabaya yang memang pelayanan publiknya sangat baik membutuhkan anggaran sampai Rp 40 miliar untuk jaringan internet. Hingga kini mereka lebih memilih menyewa, sedangkan Kabupaten Bekasi memilih membangun sendiri. Meski anggaran pembangunannya di awal besar, tapi penggunaannya jangka panjang,” kata dia.
Dikatakan Benni, pembangunan fiber optik dilakukan bertahap sejak 2015 dengan anggaran Rp 25 miliar. Sebagai langkah awal, pembangunan difokuskan di Kompleks Perkantoran Pemkab Bekasi, Cikarang Pusat.
“Sejak mulai dibangun hingga 2017 lalu, anggaran yang digunakan untuk pembangunan fiber optik ini telah mencapai Rp. 92 miliar. Anggaran itu sudah termasuk perangkat aktif. Pembangunan rencananya masih terus dilakukan dengan penganggaran di APBD Perubahan,” kata dia.
Jaringan fiber optik ini ditargetkan dapat terhubung 900 kilometer. Pemasangan itu meliputi seluruh kantor perangkat daerah, seluruh kecamatan, desa, sekolah hingga kawasan industri. “Sekarang sudah sampai kecamatan, beberapa desa dan sekolah. Dari 900 kilometer, sekarang sudah sekitar 500 kilometer,” ucapnya. (BC)