Puluhan Napi di Lapas Cikarang Dilatih Jadi Dai

Simbolisasi tanda peserta pelatihan dai dan pengembangan manajemen masjid di masjid At Taubah Lapas Cikarang, Kamis (22/11).
Simbolisasi tanda peserta pelatihan dai dan pengembangan manajemen masjid di masjid At Taubah Lapas Cikarang,

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Puluhan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cikarang diberi pembinaan untuk menjadi seorang  Dai. Acara ini diselenggarakan hasil kerjasama Lapas Cikarang dengan Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kepala Lapas Cikarang, Kadek Anton Budiharta mengatakan acara ini diselenggarakan selama 14 hari kedepan, dari tanggal 22 November – 06 Desember 2018. Pelatihan ini diikuti 40 warga binaan dan bertujuan untuk meningkatkan semangat para narapidana yang ingin kembali ke jalan yang sesuai tuntunan agama.

Bacaan Lainnya

“Ini adalah kegiatan yang luar biasa bermanfaat bagi warga binaan. Saya tentunya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena dapat menambah wawasan bagi warga binaan,” kata Kadek Anton Budiharta saat ditemui disela-sela kegiatan di Masjid Attaubah Lapas Cikarang, Kamis (22/11).

Selain itu, ia pun berharap dari pelatihan ini, Lapas Cikarang dapat melahirkan dai kondang. Sebab, para narapidana tentunya ingin menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat ketika menghirup udara bebas.

“Karena kuota untuk pelatihan ini terbatas dan hanya diikuti warga binaan yang lolos seleksi, mudah-mudahan mereka dapat menularkan ke warga binaan lainnya karena kelak ini akan juga menjadi salah satu bekal yang mereka perolehketika sudah kembali ke tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.

Kordinator Program LPM Dompet Dhuafa, Nur Taufan mengatakan selain melatih para napi menjadi dai, di kegiatan ini mereka juga diberi kesempatan untuk mempelajari program pengembangan manajemen masjid.

“Dari pelatihan ini tentu kami berharap agar kedepannya para warga binaan lebih baik lagi dan mampu mengaplikasikan ilmunya, baik ketika masih berada di dalam Lapas atau ketika sudah keluar nanti. Setidaknya dengan dilakukan pelatihan ini, ada sedikit perbaikan. Misalnya yang sebelumnya tidak bisa baca Al-Quran jadi bisa membaca, yang awalnya tidak tau cara pemberdayaan masjid jadi tahu dan semoga mereka ada yang jadi muadzin ataupun khotib itu sudah masuk dalam kategori dai,” kata dia.

Ia mengatakan selain di Lapas Cikarang, pelatihan serupa juga telah dilakukan di Lapas lainnya seperti Lapas di Kota Bekasi, Bogor dan Tangerang.  Dari hasil evaluasianya, antusias warga binaan untuk mengikuti pelatihan ini cukup tinggi.

“Kalau warga binaan, antusias mereka ini sangat besar  karena jika dilihat dari latarbelakang, masa lalunya kurang baik jadi ada kesadaran untuk berubah. Jadi ini sekaligus jadi motivasi kita juga yang berada di luar Lapas. Mereka yang didalam lapas saja bisa dan mau belajar lebih baik lagi, masa kita tidak,” cetusnya. (BC)

Pos terkait