Butuh SPBU, Nelayan Muaragembong Terpaksa Beli BBM Ke Karawang dan Jakarta

Pemerintah Kabupaten Bekasi terus memperjuangkan agar bidang tanah yang ditempati warga di kawasan hutan Muaragembong dilengkapi sertifikat hak milik
Pemerintah Kabupaten Bekasi terus memperjuangkan agar bidang tanah yang ditempati warga di kawasan hutan Muaragembong dilengkapi sertifikat hak milik

BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG  – Pemerintah diminta untuk memfasilitasi pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Muaragembong. Adanya SPBU diyakini akan mempelancar distribusi bahan bakar yang sangat dibutuhkan oleh warga, khususnya yang berprofesi sebagai nelayan.

“Sampai saat ini belum ada SPBU di Muaragembong. Banyak (nelayan) yang membeli biosolar untuk melaut sampai ke SPBU Batujaya Karawang,” kata Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kurtubi, Kamis (13/02).

Bacaan Lainnya

Kurtubi mengatakan, di wilayahnya terdapat sekitar 300 perahu yang setiap hari mencari ikan di laut. Dari ratusan perahu itu, total BBM yang dibutuhkan mencapai 2.000 liter perhari.

“Ribuan liter biosolar itu dengan asumsi satu perahu membutuhkan 20 sampai 30 liter. Itu untuk hidup satu malam, dengan jarak pencarian ikan sekitar satu mil,” katanya.

Hingga saat ini, nelayan yang ingin melaut terpaksa harus membeli BBM eceran. Harganya pun lebih mahal ketimbang di SPBU.

“Nelayan beli (biosolar) di eceran Rp7.500. Sedangkan harga biosolar di SPBU Rp5.500. Kebutuhan BBM kita lebih dari 1.000 liter perhari juga untuk para nelayan atau perahu kecil,” katanya.

Nelayan dan warga ingin agar ada SPBU di Muaragembong. Sayangnya, usulan dan keinginan tersebut hingga kini belum terealisasi.

“Bukan hanya nelayan. Kita di pemerintahan juga sudah berupaya untuk memfasilitasi hal tersebut. Tapi sampai saat ini belum ada kabar baik,” ujarnya.

Camat Muaragembong, Lukman Hakim mengatakan, kebutuhan SPBU di wilayahnya sangat penting. Sebab, dari sekitar 48 ribu jiwa warga Muaragembong, 70 persen diantarnya berprofesi sebagai nelayan.

“Iya sampai saat ini di sini belum ada SPBU. Kalau ditanya seberapa penting, ya penting ada SPBU. Biasanya nelayan juga mendapat kebutuhan BBM dari Tanjung Priok, Jakarta Utara melalui jalur laut,” ungkapnya.

Menurutnya, kesulitan tidak adanya SPBU di Muaragembong juga dirasakan pemilik kendaraan bermotor. Karena untuk mendapatkan BBM, mereka harus ke kecamatan terdekat yakni Cabangbungin yang jaraknya sekitar 25 kilometer.

“Kalau sekarang ini SPBU yang terdekat dari Muaragembong hanya ada di Kecamatan Cabangbungin,” kata dia. (BC)

Pos terkait