Mahasiswa di Kampus Ini Tolak Rencana Parkir Berbayar

Puluhan Mahasiswa Pelita Bangsa Cikarang saat menggelar aksi unjuk rasa di halaman kampus, Minggu (27/03) sore.
Puluhan Mahasiswa Pelita Bangsa Cikarang saat menggelar aksi unjuk rasa di halaman kampus, Minggu (27/03) sore.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Mahasiswa Pelita Bangsa berunjuk rasa menolak rencana parkir berbayar di dalam kampus. Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan puluhan mahasiswa di depan gedung STIE, Minggu (27/03) sore.

Unjuk rasa dilakukan dengan cara berorasi dan menuntut pihak kampus membatalkan rencana pengelolaan parkir yang rencananya akan dikelola pihak ketiga.  Seperti umumnya aksi unjuk rasa, para mahasiswa pun membawa spanduk yang bertuliskan aspirasi penolakan parkir berbayar.

Bacaan Lainnya

Yudi, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika mengatakan bahwa sebagai mahasiswa kewajibannya telah terealisasikan dengan membayar SPP bulanan. Menurutnya, keamanan memarkir kendaraan dikampus merupakan hak yang harus ia terima.

“Kewajiban telah saya laksanakan, pihak kampus harusnya penuhi hak untuk parkir di kampus dengan aman dan tertib,” tuntutnya.

Sebagai mahasiswa kelas menengah, ia sangat tidak setuju dengan adanya parkir berbayar. Berapapun nominalnya menurutnya sangat memberatkan. Alasannya, mahasiswa dalam satu hari bisa beberapa kali keluar masuk kampus untuk berbagai keperluan.

“Misalkan biaya parkirnya seribu tiap hari, jadi dalam 30 hari minimal saya mesti membayar 30 ribu di kampus sendiri,” kesalnya.

Sementara itu Michael, Mahasiswa jurusan Managemen STIE Pelita Bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya mahasisiwa bukan menolak rencana penataan dan penertiban parkir kendaaraan di dalam kampus.

“Kita hanya menolak rencana biaya karcis parkir sepeda motor sebesar minimal Rp 1.000, dan karcis mobil senilai Rp 2.000,” ungkapnya.

Ia pun berharap agar pihak kampus mempertimbangkan rencana kebijakan parkir berbayar itu. “Kalaupun mau diberlakukan parkir berbayar, khusus untuk umum dan tamu saja. Sementara mahasiswa digratiskan. Kan no kendaraan mahasisiwa bisa didaftarkan sehingga adanya pengelolaan parkir tersebut tidak memberatkan mahasiswa,” harapnya. (DB)

Pos terkait