Penjualan Hewan Kurban Jelang Idul Adha Turun 40 Persen

BERITACIKARANG.COM, TAMBUN SELATAN  – Menjelang Idul Adha 1441 Hijriah yang jatuh pada 31 Juli ini, pedagang hewan kurban di wilayah Kabupaten Bekasi mengaku penjualannya turun hingga 40 persen dibanding tahun sebelumnya akibat pandemi Covid-19.

Surahman, salah satu pedagang yang menggelar lapak hewan kurban di Jalan Sultan Hasanudin, Kecamatan Tambun Selatan mengakui omset penjualan sapi Bima dagangannya menurun hingga 40 persen.

Bacaan Lainnya

Dia mengatakan saat ini penjualan sapi hewan kurban miliknya lebih banyak didapatkan dari pelanggan lama dan sistem penjualan online. Sedangkan pembeli yang datang langsung sangat sedikit dampak adanya pemberlakuan PPKM Darudat dimasa pandemi Covid-19.

“Penjualan saat ini hanya melalui sistem online, kalau yang datang langsung itu sedikit, karena mungkin kan ada pembatasan kegiatan masyarakat. Soalnya biasa pembeli datang itu dari luar Kabupaten Bekasi,” ungkap Surahman, Jumat (16/07).

Saat menggelar lapak satu bulan lalu, Surahman hanya membawa sapi dagangannya sebanyak 75 ekor, dan baru terjual 70 persen. Kondisi ini, sambungnya, berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mampu mendatangkan sapi asal Bima hingga ratusan ekor.

“Sengaja bawa sedikit karena khawatir tidak bisa menjual keseluruhan sapi yang ada,” jelas dia.

Dia mengaku pada tahun lalu bisa menjual lebih dari 150 ekor, tapi tahun ini hanya membawa 75 ekor. Dari 75 ekor itu, baru 70 persen terjual, itupun melalui aplikasi whatsapp. “Yang beli baru pada pelanggan lama, sama kan kita share jualan via online sebar pamflet sama nomor Whatsapp di medsos,” terang dia.

Hal serupa juga diakui oleh Budiyono salah satu pedagang hewan kurban di Jalan Raya Citarik Lama, Jatireja, Kecamatan Cikarang Timur. Penjualan hewan kurban dilapak miliknya menurun. Biasanya mampu menjual hingga 300 ekor, namun tahun ini hanya mampu terjual tidak lebih dari 200 ekor.

“Ini sudah mau dekat Idul Adha, biasanya kami bisa menjual sampai 300 ekor, tapi berbeda baru sampai paling 200 ekor saja” jelas Budiyono.

Ia menduga faktor turunnya penjualan sapi hewan kurban akibat ekonomi masyarakat yang terdampak dari pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. Apalagi saat ini diberlakukannya PPKM Darurat.

“Sekarang pembeli itu biasanya melalui online, dan yang paling jauh pembeli kita cuman dari Karawang jadi lebih banyak lokal. Pembeli dari Jakarta belum ada, biasanya banyak,” kata Budiyono. (BC)

Pos terkait