BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Fenomena hujan tak umum terjadi di Kabupaten Bekasi. Hujan hanya membasahi satu area kecil, yakni mengenai satu unit mobil di parkiran salah satu hotel di Kawasan Jababeka, Kecamatan Cikarang Utara dan viral di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Bidang Hubungan Masyarakat BMKG, Akhmad Taufan Maulana mengatakan diperlukan sejumlah kajian dan pengamatan untuk menjelaskan kebenaran mengenai fenomena yang terjadi pada Minggu (31/10) lalu itu.
BACA: Fenomena Langka, Hujan di Kabupaten Bekasi Hanya Guyur 1 Mobil
“BMKG saat ini belum dapat mengkonfirmasi terkait kebenaran kejadian tersebut, mengingat data yang ada saat ini hanya berupa visual video yang disampaikan oleh warga dengan format durasi yang cukup singkat. Sementara data-data pengamatan cuaca visual yang sifatnya lokal yang bisa dianalisis secara objektif setempat tidak tersedia,” ungkap Akhmad melalui keterangan tertulisnya, Selasa (02/11).
Namun demikian, fenomena tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Hal ini dikarenakan diamater awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan seperti pada video umumnya memiliki diameter beberapa puluh hingga ratusan km.
“Hujan umumnya terjadi ketika awan sudah cukup matang, dan jika proses kondensasi pada awan cukup kuat maka akan menghasilkan hujan dengan intensitas sedang-lebat atau umumnya dicirikan dengan diameter butiran yang besar juga pada area yang luas,” tuturnya.
Hujan dari awan cumulonimbus dengan cakupan yang tidak luas, apabila menghasilkan hujan lebat, maka akan ditemukan hujan dengan intensitas ringan atau ditandai dengan butiran lebih kecil di satu sisi hujan dengan intensitas yang lebat.
“Kondisi tersebut tidak ditemukan pada video yang beredar karena hujan yang jatuh pada area cakupan sempit dan intensitas lebat atau tidak ada satupun sisi yang menunjukkan intensitas hujan ringan,” ucap Akhmad.
Di samping itu, awan cumulonimbus yang membawa partikel pembentuk hujan, pada umumnya bergerak terbawa angin seperti awan lainnya, sehingga sangat jarang terjadi pada titik lokasi yang sama dan pada waktu lama. Terutama apabula diameter awan cukup kecil maka akan sangat jelas terlihat pergerakan awan dan hujannya.
“Ketika terjadi hujan yang sifatnya sangat lokal, dapat dipastikan ada angin dan tutupan awan yang tidak merata. Awan cumulus penyebab hujan lokal sulit terbentuk di kondisi setelah hujan seperti kejadian yang viral saat ini,” ungkapnya. (BC)