Waduh Banyak Busa di Kali Tambun Utara, Turun Salju?

Gumpalan busa dari Kali Sepak yang tumpah ke jalan di Kp. Bojong, Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara, Kamis (02/11) kemarin.
Gumpalan busa dari Kali Sepak yang tumpah ke jalan di Kp. Bojong, Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara, Kamis (02/11) kemarin.

BERITACIKARANG.COM, TAMBUN UTARA  – Gelembung busa berukuran besar tiba-tiba muncul secara misterius di Tambun Utara.  Foto-foto busa berwarna putih layaknya salju ini pun sudah banyak diunggah di media sosial dan ramai dibicarakan warga.

Ketua RW 14 Desa Satriajaya, Kecamatan Tambun Utara, Hasanuddin, mengatakan gumpalan putih itu bukanlah salju, melainkan busa dari Kali Sepak di Kp. Bojong.  Awalnya saat itu hanya berupa gelembung busa biasa, yang lambat laun semakin membesar dan semakin tinggi.

Bacaan Lainnya

“Gelembung busa Itu bukan salju, tapi limbah. Warna putih kaya busa sabun, tapi agak berminyak. Kita belum tahu darimana limbah itu,” ungkap Hasanuddin, Kamis (02/11) kemarin.

Hasanuddin mengatakan Kali Sepak memang kerap dialiri limbah yang menyerupai busa. Bahkan, kini warga setempat banyak yang menyebutnya Kali Busa lantaran kali tersebut sering muncul busa-busa yang diduga berasal dari limbah pabrik.

“Tiap hari memang kadang ada aja busa-busa yang muncul di kali. Kalau yang banyak sampai kelihatan putih-putih kayak gini, enggak sering,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dua tahun lalu kejadian serupa pernah terjadi, bahkan lebih parah. Dimana selain dipenuhi busa, tercium bau tak sedap dan terjadi banjir akibat kali dipenuhi busa dan sampah.

“Waduh kita udah lapor ke kades, tadinya itu banyak sampah pak. Tahun lalu Kali Busa banjir karena kali mampet banyak sampah, sekarang banyak busa. Masyarakat di Tambun Utara sini mah maunya kali bersih, masyarakat juga mau jaga lingkungan. Tapi kalau masih ada pabrik yang buang limbah ke kali, kita juga yang susah,” ucapnya.

Sementara itu Usman, warga Kp. Bojong, Desa Satriajaya Kecamatan Tambun Utara mengatakan selain kerap berbusa, air di Kali Sepak juga sering berubah warna dan beraroma tidak sedap.

“Kalau musim hujan, air kalinya sering berubah warna dan airnya bikin gatal-gatal,” keluhnya.

Warga, kata dia, meminta Pemerintah Kabupaten Bekasi segera turun ke lokasi untuk menelusuri asal usul busa tersebut. Diduga, busa tersebut akibat limbah industri yang dibuang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. (BC)

Pos terkait