Pengerukan Kali CBL Dinilai Tak Efektif Hadapi Ancaman Banjir

Banjir yang melanda pemukiman warga di Kp. Buni, Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan akibat meluapnya aliran Kali CBL.
Banjir yang melanda pemukiman warga di Kp. Buni, Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan akibat meluapnya aliran Kali CBL.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Akibat tingginya curah hujan sejak satu pekan terakhir banjir menggenangi pemukiman warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi.  Wilayah yang terendam itu mayoritas berada di sekitar bantaran kali.

Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin mengakui beberapa wilayah yang diterjang banjir memang telah menjadi langganan setiap tahunnya. Salah satunya adalah Kp. Buni, Desa Buni Bakti  Kecamatan Babelan. Namun,  Pemkab Bekasi selalu mengalami kendala untuk mengatasi banjir karena persoalannya berada di Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL).  “Memang hal itu (banjir, Red) selalu kembali kepada CBl yang belum dikeruk,” ujar Neneng, Rabu (07/02).

Bacaan Lainnya

“Dikeruknya CBL itu butuh dana Rp. 300 miliar bro. Kemudian ketika sudah selesai dikeruk juga tidak serta-merta masalah banjir teratasi. Karena ketika sudah dikeruk, lumpurnya pasti naik lagi. Itu yang jadi persoalannya,” sambungnya.

Menurut Neneng, Rp. 300 miliar itu dana yang telah dihitung pihaknya untuk mengeruk Kali CBL. “Itu dana segitu untuk satu kali ngeruk CBL. Belum lagi hasil dari kerukan itu kan ada pasirnya. Nanti salah persepsi lagi, dituduh penambangan liar. Jadi serba bingung lah gue,” kata dia.

Sementara langkah kongkrit yang dilakukan Pemkab Bekasi saat ini, sambungnya, adalah dengan menyiagakan petugas BPBD untuk siap siaga membantu korban banjir. “Mereka (BPBD) perlu segala macam untuk menanggulangi korban banjir, dengan dinas sosial juga stand by membantu masyarakat. Jadi apa yang bisa kita bantu, ya dibantu,” kata dia.

Informasi yang BERITACIKARANG.COM himpun dari Tagana Kabupaten Bekasi, hingga Rabu (07/02) siang banjir masih melanda 5 wilayah. Seperti di Desa Bunibakti, Kecamatan Babelan, ketinggian air berkisar 40-100 centimeter. Di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin, ketinggian air berkisar 40-80 centimeter.

Sedangkan di Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran, ketinggian air 30-70 centimeter, di Desa Pantai Bahagia dan Desa Harapan Jaya, Kecamatan Muaragembong, ketinggian air banjir mencapai 40-120 centimeter. Sementara itu di Desa Sukajadi dan Sukakarya, Kecamatan Sukakarya, ketinggian air banjir mencapai 30-120 centimeter. (BC)

Pos terkait