Banjir di Kabupaten Bekasi: Ini Penyebab dan Cara Bupati Eka Menanganinya

Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja saat mengecek turap perumahan yang jebol lantaran tak mampu menahan debit air saat hujan deras dan menewaskan satu orang warga di Kampung Pilar, RT 001/005, Desa Serang, Kecamatan Cikarang Selatan beberapa waktu lalu.
Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja saat mengecek turap perumahan yang jebol lantaran tak mampu menahan debit air saat hujan deras dan menewaskan satu orang warga di Kampung Pilar, RT 001/005, Desa Serang, Kecamatan Cikarang Selatan beberapa waktu lalu.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Sebagai upaya untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Bekasi, Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja memimpin rapat evaluasi penanggulangan bencana banjir. Rapat yang digelar di Ruang Rapat Bupati ini diikuti seluruh Kepala Perangkat Daerah.

“Diketahui Kabupaten Bekasi, diawal tahun 2020 tengah dilanda banjir. Tentu saja hal ini merupakan situasi yang cukup memprihatinkan,” kata Eka saat memimpin rapat evaluasi penanggulangan bencana banjir, Senin (06/01).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kondisi sungai di Kabupaten Bekasi yang sudah dangkal dan mengecil, sistem drainase yang kurang baik, adanya penumpukan sampah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) serta tidak adanya normalisasi sungai sepanjang tahun 2019 merupakan pemicu dari bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi.

“Sebelum terjadi banjir, kebetulan saya turun bersama Bappeda melihat kondisi sungai yang ada, ternyata kondisi sungai di Kabupaten Bekasi ini sudah dangkal dan mengecil. Begitu juga sampah-sampah yang menumpuk di sepanjang sungai, harus ada penanganan khusus mengenai hal itu,” ungkap Eka.

Mengacu pada informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi yang terjadi pada malam tahun baru 2020 kemarin bukanlah puncak dari curah hujan yang tinggi, diperkirakan puncaknya terjadi pada akhir Januari atau awal bulan Februari.

“Untuk itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan penuh untuk menghadapi cuaca ekstrim ini, mengingat curah hujan tinggi yang berkepanjangan yang terjadi di awal tahun kemarin bukanlah puncaknya,” ujar Eka.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, Uju menambahkan bahwa terdapat 14 Kecamatan atau 21 desa yang ada di Kabupaten Bekasi yang terkena dampak banjir. Sedangkan informasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) terdapat korban meninggal dunia sebanyak 3 orang.

“Banjir di Kabupaten Bekasi sudah terpantau surut dan para korban evakuasi yang mengungsi sudah dapat pulang kerumahnya masing-masing,” ungkap Uju.

Uju pun menyinggung perihal arahan Gubernur Jawa Barat saat melakukan kunjungan ke kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi pada Sabtu 04 Januari 2020 lalu, mengenai permasalahan banjir di Kabupaten Bekasi yang mencakup sebab dan akibat dari bencana banjir yang melanda kemarin dan solusi yang diberikan Kabupaten Bekasi mengenai hal tersebut.

“Mohon segera untuk melapor tentang bencana banjir di Kabupaten Bekasi, diakibatkan oleh apa dan mengakibatkan kejadian apa, contohnya mengenai bangunan-bangunan yang rusak akibat banjir, berapa besar biaya yang diperlukan untuk perbaikan serta peta bencana jangan lupa di update terus,” tambahnya.

Tak hanya itu, Uju juga menyinggung permasalahan kemacetan yang terjadi karena diakibatkan oleh bencana tersebut serta banyaknya jalan di Kabupaten Bekasi yang rusak sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor.

Menurutnya, untuk meminimalisir tingkat kemacetan perlu diadakannya pengamanan sementara melalui rekayasa lalu lintas hingga perbaikan infrastruktur terselesaikan.

“Dimohon kepada Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menempatkan petugas-petugasnya di tempat untuk mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas sehingga tidak terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh rusaknya jalan,” kata dia.

Uju juga berharap Dishub dapat berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas Polres Metro Bekasi untuk dapat bekerjasama dalam meminimalisir kemacetan dan tingkat kecelakaan yang terjadi. (***)

Pos terkait