BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Angota DPRD Kabupaten Bekasi, Budiyanto mendesak PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) dan PT. China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) selaku pelaksana proyek pembangunan apartemen Meikarta di Kawasan Lippo Cikarang, Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan terbuka dan melaporkan keberadaan seluruh WNA Cina yang dipekerjakan. Hal itu bertujuan agar semua WNA bisa diperiksa kesehatannya oleh petugas medis dan terbebas dari virus corona.
BACA: Antisipasi Virus Corona, Dinas Kesehatan Periksa TKA China di Meikarta
“Jadi sebelumnya saat pendataan untuk pemeriksaan kesehatan yang akan dilakukan Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, Imigrasi, Kepolisian dan TNI, mereka ini terkesan seperti kucing-kucingan. Ini persepsi saya karena ternyata ada data yang tidak sinkron antara data yang dimiliki PT MSU, PT CSCEC dan Disnaker,” kata Budiyanto, Selasa (11/02).
Ketidaksinkronan data ini lantas membuatnya berasumsi bahwa PT MSU ataupun PT CSCEC terkesan menutupi jumlah WNA yang dipekerjakan. “Kemudian ada lagi data dari Dinas Kesehatan bahwa ternyata jumlah WNA yang ada hanya 59 orang. Artinya, masih ada selisih lagi jumlahnya,” kata dia.
Sebagai anggota dewan perwakilan dari Dapil I Kabupaten Bekasi, Budiyanto mengaku berhak untuk mengetahui persoalan di wilayahnya karena merasa memiliki tanggungjawab apabila kelak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan bisa merugikan masyarakat di Dapilnya.
“Saya sendiri tutup mata soal legal atau ilegalnya mereka. Tapi dalam konteks wabah corona saya wajib memastikan agar tidak ada satu orang pun WNA asal Cina yang lewat dari pemeriksaan kesehatan, sehingga wabah corona ini bisa dipastikan tidak menyebar di Kabupaten Bekasi, khususnya masyarakat sekitar” kata dia.
BACA: WNA Asal China yang Membusuk di Meikarta Tewas Akibat Kecelakaan Kerja
Terpisah, Direktur Komunikasi Meikarta, Danang Kemayan Jati menampik kabar yang menyebutkan ada ribuan WNA Cina ilegal yang bekerja di proyek pembangunan Meikarta. Menurutnya. jumlah WNA asal Cina yang bekerja di proyek pembangunan Meikarta hanya ada 86 orang. “Dalam membangun Meikarta, kami menggunakan jasa kontraktor dimana terdapat 86 Pekerja WNA dari total 5000 pekerja WNI,” ujarnya.
Dia menegaskan, seluruh WNA yang bekerja di proyek pembangunan Meikarta sudah memiliki izin resmi sesuai dengan peraturan atau Undang-Undang. “Khusus untuk status pekerja WNA minimal supervisor atau key spesialis,” kata dia.
Kemudian terkait dengan ditemukannya jasad salah seorang WNA asal Cina di lokasi proyek pembangunan apartemen Meikarta, Danang menegaskan bahwa hasil evaluasi pihak berwajib kematiannya disebabkan karena kecelakaan kerja dan sama sekali tak ada kaitannya dengan virus corona.
“Kami menempatkan prioritas tinggi kepada semua kontraktor atas safety dalam pembangunan dan tentunya selalu memprioritaskan putra daerah dalam membangun kota untuk masyarakat kabupaten Bekasi dan Indonesia,” tandasnya. (BC)