791 Hektare Lahan Pertanian di Kabupaten Bekasi Dilanda Kekeringan

Kepala Bidang Tanaman Pangan di Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nayu Kulsum
Kepala Bidang Tanaman Pangan di Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nayu Kulsum

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Memasuki musim kemarau pada tahun ini, Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi mecatat dari total 22.174 hektare lahan pertanian yang tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi, sebanyak 791 hektar telah dilanda kekeringan.

BACA: Kemarau di Kabupaten Bekasi, Petani Padi Dihimbau Beralih Ke Sayur Mayur dan Palawija

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang Tanaman Pangan di Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nayu Kulsum mengatakan berdasarkan data sementara per tanggal 15 Juni 2019, kekeringan lahan pertanian ada di 3 kecamatan yakni Bojongmangu, Sukatani dan Cibarusah.

“Kekeringan terluas ada di Kecamatan Bojongmangu dengan luas lahan pertanian mencapai 716 hektar, disusul Kecamatan Sukatani 47 hektar dan Cibarusah 28 hektar,” kata Nayu Kulsum, Jum’at (28/06).

Kendati jumlah luas lahan pertanian yang dilanda kekeringan cenderung rendah, namun Dinas Pertanian mencatat luas lahan pertanian yang terancam kekeringan cenderung tinggi. Sedikitnya, 3.203 hektar lahan pertanian di 13 kecamatan terancam kekeringan.

Adapun rinciannya, di Kecamatan Serang Baru 280 hektare, Cikarang Selatan 25 hektar, Cibarusah 1.466 hektar, Bojongmangu 888 hektar, Cikarang Timur 5 hektar, Kedungwaringin 10 hektar, Karang Bahagia 136 hektar, Cikarang Utara, 86 hektar, Tambelang 47 hektar, Sukawangi 35 hektar, Sukatani 200 hektar, Sukakarya 5 hektar dan Pebayuran 20 hektar.

BACA: Cegah Kekeringan, Dinas Pertanian Minta Petani Kabupaten Bekasi Cocok Tanam Sesuai Jadwal

Untuk mencegah kekeringan terus meluas, kata Nayu, pihaknya terus menyosialisasikan pada petani untuk menahan diri agar tidak menanam padi. Kendati terdapat kandungan air di dalam tanah, namun jumlahnya diyakini tidak akan mencukupi untuk kebutuhan selama menanam hingga panen.

“Yang kami khawatirkan yakni dipaksa terus menanam akhirnya tidak jadi panen. Karena kecenderungan yang terjadi, karena melihat ada air jadi langsung ditanam tapi ternyata tidak mencukupi,” ucap dia.

Dinas Pertanian, lanjut Nayu, turut membantu distribusi air untuk areal persawahan dengan memberikan bantuan pompa untuk para kelompok tani. “Bantuan yang kami berikan seperti pompa dan bentuk lainnya agar sawah teraliri air. Tapi itu pun untuk daerah yang ada sumber airnya. Sedangkan beberapa daerah yang tidak ada sumber airnya justru itu yang sulit, seperti halnya Cibarusah. Maka dari itu, kami imbau untuk menahan agar tidak dulu menanam,” ucap dia.

Untuk menghindari kerugian akibat fuso kekeringan, Nayu menyarankan agar petani memanen padinya lebih awal serta mengajak agar kedepannya para petani mengasuransikan tanaman padinya melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Beberapa kelompok tani bahkan sudah mengajukan klaim ganti rugi atas lahan yang gagal panen.

“Jadi kalau misal tanaman padinya puso karena kekeringan itu akan mendapatkan pengganti kerugian. Di kecamatan, seperti di Bojongmangu sudah dilakukan. Melalui para petugas di lapangan, hal ini pun kami sampaikan pada petani di kecamatan lainnya,” kata dia.  (BC)

Pos terkait