Usaha Santri Kabupaten Bekasi, Produksi Sabun Herbal

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Plt Bupati Bekasi meninjau program One Pesantren One Product (OPOP) di Pondok Pesantren PINK 03 Jl. Madrasah Kampung Rukem Desa Mangunjaya Kecamatan Tambun Selatan pada, Sabtu (16/04)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Plt Bupati Bekasi meninjau program One Pesantren One Product (OPOP) di Pondok Pesantren PINK 03 Jl. Madrasah Kampung Rukem Desa Mangunjaya Kecamatan Tambun Selatan pada, Sabtu (16/04)

BERITACIKARANG.COM, TAMBUN SELATAN – Sejumlah pesantren di Kabupaten Bekasi kini mulai membuka peluang baru dalam dunia kewirausahaan. Tidak hanya mencetak para santri yang paham agama, pesantren pun kini mengajarkan santrinya untuk memperoduksi hingga memasarkan produk olahan mereka.

Pesantren At Taufiq, salah satu pesantren yang ada di Kecamatan Sukawangi misalnya. Pesantren dengan lebih dari 100 santri ini awalnya memproduksi sabun herbal dengan cara tradisional. Sabun itu dibuat oleh para santri dengan bahan dasar minyak sawit, zaitun hingga sari herbal.

Bacaan Lainnya

Belakangan, setelah mendapat suntikan dana dari program One Pesantren One Product (OPOP) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pesantren At Taufiq pun bisa mengembangkan produksinya dengan menggunakan peralatan modern.

“Produksinya kini pakai alat-alat produksi pembuatan sabun herbal agar lebih modern, di antaranya membeli mixer besar, mesin potong, alat pres, alat pembuat kemasan, hingga alat cetak,” kata Ummi Siti Jubaedah, pemilik Pesantren At Taufiq saat ditemui dalam silaturahmi program, One Pesantren One Product (OPOP) yang digelar di Pesantren Pink 03, Tambun Selatan, Sabtu (16/04) kemarin.

Ummi berharap ada bantuan lanjut dari pemerintah untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agas bisa masuk pasar ritel. Ia mengaku sanggup meningkatkan produksi karena peralatan sudah modern.

“Saat ini kita mampu memproduksi sekitar 200 kotak sabun herbal per bulan,” ungkapnya.

Ummi menambahkan, selain sabun herbal, Pesantren At Taufiq juga menjual obat herbal. Selama ini di lahan pesantren ditanami lebih dari 130 jenis pohon herbal yang menjadi bahan baku sabun dan sekaligus obat herbal antara lain daun bidara, dan bunga telang.

Hal senada disampaikan Direktur Produksi dan Pemasaran Sabun Pesantren Pink 03 Tambun, Dedi Yunus. Pesantren yang dikelola telah memproduksi sabun bermerek King Clink. “Kami mempunyai produk sabun cair, yang selama ini untuk kalangan pesantren. Sebab belum ada izin BPOM, jadi belum bisa dipasarkan lebih luas,” tutur Dedi.

Saat ini pasar hanya di sekitar pesantren termasuk santri dan keluarganya. Santri di Pesantren Pink 03 Tambun saat ini mencapai 2.700 orang setingkat sekolah dasar hingga SMA.

Dedi berharap kemudahan mendapatkan bahan baku khususnya bahan kimia sebagai bahan pembuatan sabun. Pasalnya sejak pandemi, mereka kesulitan mendapatkan bahan baku tersebut

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Ridwan Kami mengapresiasi keberhasilan pesantren yang dapat menghasilkan produk-produk unggulan dengan pemasaran yang kian luas. Dia mengatakan progres pesantren yang mengikuti Program OPOP se-Jawa Barat saat ini bertambah hingga 270 pesantren.

“Hari ini kita memulai Program OPOP tahun 2022. Ada sekitar 270 pesantren  yang menjadi peserta baru, sehingga dari total yang sudah ada sebanyak 2.574 sebagai pesantren lulusan Program OPOP di Jabar yang berhasil naik kelas sebagai pesantren mandiri secara ekonomi,” ucap Ridwan.

Diketahui, Program OPOP merupakan salah satu dari 17 Program untuk mewujudkan Pesantren Juara, yang bertujuan mendorong pesantren di Jabar lebih mandiri. (riz)

Pos terkait