Selama Pandemi, Penggunaan Air Meningkat

Kantor pusat Perumda Tirta Bhagasasi di Jl. Raya Inspeksi Kalimalang, Kp. Tegal Danas, Desa Hegarmukti Kecamatan Cikarang Pusat.
Kantor pusat Perumda Tirta Bhagasasi di Jl. Raya Inspeksi Kalimalang, Kp. Tegal Danas, Desa Hegarmukti Kecamatan Cikarang Pusat.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Penggunaan air selama masa pandemi COVID-19 di Kabupaten Bekasi meningkat signifikan. Dalam sebulan, setiap rumah dapat menghabiskan lebih dari 20 meter kubik air. Meningkatnya aktivitas di dalam rumah serta berubahnya pola kehidupan masyarakat menjadi penyebab kebutuhan air meningkat.

“Karena kan terhitung sejak pertengahan Maret sampai Juni kemarin, sesuai anjuran pemerintah seluruh akivitas dikerjakan di dalam rumah, bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah dari rumah jadi memang kebutuhan air bertambah. Kemudian kan sekarang mencuci tangan menjadi rutinitas yang sangat dianjurkan jadi kebutuhan airnya meningkat,” ucap Direktur Usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi, Maman Sudarman, Senin (06/07).

Bacaan Lainnya

Maman mencatat, biasanya rata-rata penggunaan air rumah tangga di Kabupaten Bekasi sekitar 17 meter kubik. Namun di masa pandemi kebutuhannya meningkat dua meter kubik per bulan per pelanggan rumah tangga. Peningkatan itu membuat pihaknya bekerja ekstra keras untuk memenuhinya.

“Tentu jika dikalikan dengan keseluruhan jumlah pelanggan, angkanya menjadi besar. Pasokan air yang disalurkan ke rumah tangga lebih banyak. Namun sesuai permintaan jadi kami cukupi kebutuhannya,” ucap dia.

Maman mengatakan, saat ini jumlah pelanggaran PDAM Tirta Bhagasasi di Kabupaten Bekasi sekitar 170.000 orang. Dengan kebutuhan air yang meningkat, lanjut dia, pihaknya setidaknya mengalirkan air hingga 3,4 juta meter kubik atau meningkat 510.000 meter kubik setiap bulan. “Ini terhitung sejak April sampai Juni, termasuk memasuki Juli ini peningkatan masih ada,” ucap dia.

Hanya saja, peningkatan penggunaan air ini tidak berbanding lurus dengan kemampuan membayar para pelanggan. Memburuknya kondisi perekonomian di tengah pandemi membuat para pelanggan kesulitan membayar tagihan yang meningkat.

“Kondisinya yang terjadi demikian jadi memang patut dimaklumi. Biasanya misalkan pelanggan membayar Rp 50.000 per bulan, karena penggunaan airnya lebih banyak tagihannya juga ada penambahan,” ucap dia.

Karena kesulitan tersebut, lanjut dia, tidak sedikit pelanggan yang mengusulkan keringanan membayar tagihan. Sesuai ketentuan, keringanan itu dapat diberikan setelah diverifikasi terlebih dulu.

“Pemakaian naik tapi pembayaran terdapat penurunan, kalau ada yang minta keringanan ya kami kasih ada pengurangan 20, 30 sampai 50 persen. Tetapi setelah mengajukan akan kami verifikasi termasuk terjun ke lapangan untuk mengecek. Jika ternyata layak diberikan keringanan, maka akan kami berikan,” ucap dia.

Kendati kebutuhan air meningkat, Maman mengimbau para pelanggan tetap menerapkan prinsip hemat air. “Tentu saja gunakan air sesuai manfaatnya, artinya tidak dihamburkan. Prinsip menghemat harus tetap menjadi pegangan,” ucap dia. (BC)

Pos terkait