BERITACIKARANG.COM, SUKATANI – Acara Safari Budaya yang digelar oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi dan dihadiri oleh Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin beserta suaminya, Almaida Rosa Putra dan Camat serta Kepala Desa Se-Sukatani pada Kamis (01/09) malam di alun-alun Sukatani mendapat kecaman dari tokoh masyarakat setempat.
Saat acara yang mengusung kesenian-kesenian tradisional sunda dengan tajuk Dangiang Ki Sunda ini berjalan, tiba-tiba Damin Sada, seorang tokoh masyarakat Utara Kabupaten Bekasi mencoba merangsek naik ke atas panggung.
Aparatur kepolisian yang dipimpin Kapolsek Sukatani, AKP Sumarjan berusaha mengendalikan situasi dan menenangkan Damin Sada.
Informasi yang BERITACIKARANG.COM dapatkan, saat itu Damin Sada ingin bertemu dengan Panitia agar Dedi Mulyadi meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan dia. Pria berbadan tegap itu protes lantaran acara Safari Budaya yang dihadirkan lebih mengarah kepada Budaya Sunda, padahal masyarakat Sukatani mayoritas keturunan Banten dan Betawi.
“Di Sukatani itu kan mayoritas masyarakatnya keturunan Banten dan Betawi, bukan orang sunda. Kalaupun mau mengadakan acara Safari Budaya kenapa nggak menampilkan kesenian-kesenian orang banten seperti Debus dan Pencak Silat atau Topeng Betawi? Dikita ini kan banyak kesenian, kenapa yang ditampilkan justru kebudayaan sunda?” kata Damin Sada.
Ia pun menyayangkan adanya ucapan salam seperti Sampurasun yang disampaikan Dedi Mulyadi. Sebagai orang Islam, lazimnya yang disampaikan adalah ucapan salam seperti ‘Assalamu’alaikum’.
“Sebagai orang Bekasi saya merasa prihatin dengan adanya acara ini. Makanya saya minta kepada panitia untuk menatantang berdiskusi dengan dedi mulyadi diatas panggung klo dia berani. Saya mau tanya apa itu Sampurasun?” tegas Damin.
Menurut Damin, acara yang digelar Dedi Mulyadi bukanlah Safari Budaya, melainkan Konsolidasi Politik. “Kenapa saya katakan itu? Karena Neneng mau nyalon lagi dan Dedi Mulyadi juga sama. Dia mau nyalon Gubernur Jawa Barat,” sindirnya.
Ia pun mempertanyakan alokasi anggaran yang digunakan untuk acara Safari Budaya itu. “Jangan-jangan, pake duit APBD lagi,” singgungnya.
“Kalau Neneng dan Dedi Mulyadi mau menggelar acara kebudayaan mestinya kebudayaan orang sukatani atau Bekasi bukan menampilkan kebudayaan2 dari sunda,” ucapnya dengan nada ketus. (BC/MRW)