BERITACIKARANG.COM, BOJONGMANGU – Pemerintah Kabupaten Bekasi, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) bekerjasama dengan Yayasan Patriot Bambu mengadakan pelatihan pengolahan bambu yang diikuti puluhan pengrajin bambu di Kecamatan Bojongmangu.
Acara yang digelar di Kantor Desa Bojongmangu itu dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai 16 hingga 18 November 2020.
Kepala DPMD Kabupaten Bekasi, Ida Farida mengatakan, wilayah Bojongmangu memiliki sumber daya alam yang unik yakni ditumbuhi banyak pohon bambu.
Semenjak masuk wilayah Bojongmangu, tutur Ida, sudah terlihat keindahan yang eksotis dimana banyak pohon bambu yang rindang yang membuat suasana sejuk dan asri.
“Pohon bambu jika diolah oleh ahlinya akan memiliki harga jual yang tinggi, yang penting bagaimana caranya, pohon bambu bisa menjadi nilai tambah penghasilan masyarakat Bojongmangu,” kata Ida Farida, Senin (16/11).
Pihaknya berharap, para peserta yang mengikuti pelatihan kerajinan olahan bambu bisa menjadi pelopor dan bisa berbagi ilmu kepada warga lainnya.
“Kami harap semua peserta agar bisa mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan baik, dan bisa berbagi ilmu kepada yang lain, sehingga bisa mengangkat perekonomian masyarakat Bojongmangu khususnya dan juga Kabupaten Bekasi,” ujarnya.
Sementara itu, instruktur dari Yayasan Patriot Bambu, Ahmad Djaelani mengatakan, materi pelatihan yang diberikan kepada peserta difokuskan untuk membuat sepeda dari bahan bambu, karena dinilainya lebih unik dan lebih menjual.
“Momentumnya juga tepat, karena sekarang ini sepeda sedang hit lagi di masyarakat, makanya para peserta kita beri pelatihan membuat sepeda bambu,” kata Djaelani.
Dirinya menyebutkan, untuk membuat sepeda dari bambu memang perlu kesabaran dan butuh waktu agak lama, yakni sekitar tiga minggu.
“Tapi sebanding dengan nilai jualnya yang tinggi, yang bisa mencapai jutaan rupiah,” tambahnya.
Kepala Desa Bojongmangu, Ibut Jari menambahkan, sejak dulu pohon bambu di desanya memang menjadi salah satu sumber penghasilan warga selain bertani.
“Tapi selama ini warga lebih suka menjual bambu langsung dari kebun, jadi nilai ekonominya tidak begitu besar,” ungkapnya. (***)