BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Bupati Bekasi periode 2017-2022 Eka Supria Atmaja meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama sepekan di RS Siloam Kelapa Dua Tangerang. Orang nomor satu di Kabupaten Bekasi itu meninggal pada Minggu (11/07) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Almarhum tiba di rumah duka pada pukul 10.30 WIB, Bupati Eka disemayamkan di rumah duka di RT 01 RW 04 Kp Lemah Abang Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Bupati Eka dimakamkan di pemakaman keluarga masih dalam area kediamannya dengan menggunakan protokol kesehatan.
Diketahui, Eka lahir di Bekasi pada 9 Februari 1973. Dia menempuh pendidikan di SD Lemah Abang, SMP 2 Cikarang, SMA Cikarang, dan melanjutkan studinya di Universitas Borobudur Jakarta. Dia meninggal dunia di usia 48 tahun, meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Selain menjabat Bupati Bekasi masa bhakti 2017-2022, Eka juga menjabat Ketua DPD Golkar Kabupaten Bekasi. Karir politiknya dimulai dengan menjabat Kepala Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara selama dua periode yakni 2001-2006 dan periode 2006-2012.
Setelah menuntaskan amanah sebagai kepala desa, Eka memutuskan untuk maju sebagai calon legislatif hingga berhasil menduduki jabatan sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi masa bhakti 2014-2019.
Karirnya melejit hingga Bupati Bekasi saat itu Neneng Hasanah Yasin memutuskan merangkul dirinya untuk menjadi calon wakil bupati pada pemilihan kepala daerah periode 2017-2022.
Bersama Neneng Hasanah Yasin, Eka Supria Atmaja akhirnya mampu memenangkan suara rakyat sehingga terpilih sebagai pemenang pemilihan kepala daerah dengan jabatan Wakil Bupati Bekasi.
Setahun menjabat, Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin yang kala itu terjerat kasus korupsi mega proyek Meikarta menyerahkan kursi kepemimpinan kepada Eka Supria Atmaja dengan status Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bekasi pada akhir tahun 2018.
Tepat pada 12 Juni 2019 Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi mengangkat Eka Supria Atmaja sebagai Bupati Bekasi yang dijabatnya hingga kini.
Selama dua tahun menjabat Bupati Bekasi, beragam prestasi mampu diraih Kabupaten Bekasi dari kesuksesan Eka mengaplikasikan delapan program prioritas yakni infrastruktur, pendidikan, ketenagakerjaan, pelayanan publik, kesehatan, ekonomi kreatif, tata kelola pemerintahan, dan lingkungan hidup.
Optimalisasi program prioritas itu menghasilkan sejumlah penghargaan di antaranya Awiya Pariwara dari Kemenkes RI, Penghargaan Kampung Iklim Kementerian LH dan Kehutanan, serta Kabupaten Layak Anak.
Tak cukup disitu, di bawah kepemimpinan Eka Supria Atmaja, Kabupaten Bekasi juga berhasil meraih penghargaan predikat B Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), menjadi daerah pertama di Jawa Barat yang berhasil mencapai cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage.
Kemudian mendapatkan penghargaan dari KPK RI atas implementasi praktik baik keuangan desa, penghargaan Dwija Praja Nugraha dari Pengurus Besar PGRI, serta penghargaan sebagai Bupati Terpopuler di media digital dalam acara Anugerah Humas Indonesia.
Kabupaten Bekasi juga meraih penghargaan Juara 1 Pelaksana Terbaik Program Terpadu Peningkatan Perempuan Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) tingkat Provinsi Jawa Barat 2020 dan peringkat 1 kabupaten/kota yang responsif terhadap perlindungan anak, juga predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ketujuh beruntun dari BPK RI.
Di era kepemimpinannya pula sejumlah keberhasilan pembangunan mampu diwujudkan mulai dari pembangunan ruang publik terbuka ramah anak, unit sekolah baru, puskesmas, jembatan penghubung Kabupaten Bekasi-Kabupaten Karawang, perluasan Jalan Inspeksi Kalimalang, hingga renovasi Gedung Juang 45 Tambun.
Eka juga dikenal aktif membangun olahraga Kabupaten Bekasi dengan ikut membesarkan tim sepak bola Persikasi Bekasi yang dipimpinnya hingga mendatangkan sejumlah pemain berkelas seperti Eka Ramdani.
Salah satu warga yang tak bisa menahan tangis saat kedatangan jenazah Bupati Bekasi di rumah duka, bernama Widia (30) mengaku sedih kepergian Eka Supria Atmaja. Sosok bupati yang merupakan tetangganya itu sangat baik dan dermawan. “Baik bangat, suka negur suka kasih bantuan baik bangat almarhum,” ungkapnya.
Dia merasa kehilangan atas kepergian Bupati Bekasi. “Sedih juga, Insya Allah masuk surga, almarhum orang baik,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan, Rosidah (40) tak kuat kuasa menahan tangis. Sosok Bupati Bekasi sangat berkesan baginya sebagai tetangga. Walaupun sibuk menjadi Bupati, akan tetapi masih sempat menyapa warga dan berinteraksi dengan warga.
“Orang baik ramah, orangtuanya juga sama baik sama tetangga. Sering kita dikasih bantuan, sering banyak warga ditolong,” katanya.
Dirinya berharap kesuksesan yang telah berhasil diukir almarhum mampu dilanjutkan penerusnya kelak sehingga warga Kabupaten Bekasi bisa merasakan manfaatnya. “Semoga almarhum husnul khotimah dan diampuni semua dosa-dosanya,” kata dia. (BC)