Kasus Pelecehan Seksual Marak, Orang Tua Harus Intens Awasi Anak

sodomi

BERITACIKARANG.COM, BABELAN – Orang tua harus terus meningkatkan kewaspadaan terhadap anaknya. Sebab, kasus pelecehan seksual terhadap anak kian hari kian marak di Kabupaten Bekasi, seperti kasus yang dialami beberapa orang siswi SMP yang menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan Dzainudin alias Kak Jay serta bocah berusia 8 tahun berinisial S yang diduga menjadi korban sodomi siswa SMP di Babelan.

BACA : Astaga, Anak SMP Sodomi Bocah 8 Tahun

Bacaan Lainnya

Menanggapi hal ini, pakar psikologi Universitas Islam 45 Bekasi, Siti Nurhidayah mengatakan, kasus pelecehan seksual pada anak memang banyak terjadi. Bahkan pelecehan yang dilakukan oleh anak itu sendiri pun mulai banyak ditemukan.

“Babelan itu dekat dengan kota Bekasi, nyambung dengan Bekasi Utara dan memang banyak ditemukan. Bahkan, kebanyakan korbannya itu tidak hanya satu,” ujar aktivis perlindungan anak di Bekasi ini.

BACA : Cabuli 8 Siswi, Guru Pramuka di Laporkan ke Polisi

Dari banyaknya kasus tersebut, tidak semua berujung pada proses hukum. Banyak di antara para korban, terutama keluarga, yang memilih diam karena malu bila diketahui orang.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukannya, kata Siti, penyebab utama anak menjadi pelaku karena kurangnya pengasuhan. Tidak maksimalnya perhatian orang tua membuat anak mencari hal lain. Di era teknologi informasi ini, lanjut Siti, inernet menjadi pilihan yang paling menarik bagi anak yang serba ingin tahu.

“Apa yang didapat dari internet itu, tentu hal negatif karena tidak ada bimbingan dari orang tua. Dari riset tersebut, anak tidak mendapat pengasuhan kemudian mendapat masukan informasi dari internet, pornografi sampai akhirnya anak mempraktekannya. Anak menjadi pribadi yang tidak bertanggungjawab,” kata dia.

Pada kurun waktu 2013 hingga 2014, pelecehan seksual terhadap anak, pelakunya merupakan orang dewasa. Namun 2015, mulai ditemukan kasus yang pelakunya anak-anak.

“Kasusnya relatif sama, ada anak laki-laki kepada anak perempuan. Anak laki-laki ke anak laki-laki. Itu sesuai dengan apa yang dilihat dari pornografi yang dilihat,” kata dia. (DB)

Pos terkait