BERITACIKARANG.COM, TARUMAJAYA – Dalam rangka menghadapi penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi melalui Dinas Pariwisata melakukan pengecekan persiapan destinasi wisata. Pengecekan dilakukan bersama petugas dari Dinas Kesehatan, Satpol PP dan Polres Metro Bekasi.
“Kami Dinas Pariwisata dalam hal ini tengah mengecek persiapan menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru. Apakah sudah memenuhi protokol kesehatan atau belum,” ungkap Kepala Bidang Destinasi pada Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Bramantio Soewarno usai mengcek persiapan AKB di objek wisata Transera Waterpark, Kecamatan Tarumajaya, Rabu (01/07).
Bramantio berpesan, agar nantinya pengelola destinasi wisata senantiasa mengajak pengunjung agar mengikuti protokol yang telah ditetapkan serta melakukannya dengan disiplin dan penuh tanggung jawab.
“Tetapi sampai saat ini kita masih menunggu kebijakan lebih lanjut mengenai peraturan pembukaan tempat wisata dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” tuturnya.
Ditempat yang sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di DInas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dr. Irfan Maulana menjelaskan, pihaknya melihat dari protokol kesehatan yang sudah ada di destinasi wisata serta menyampaikan beberapa saran dalam pelaksanaan protokol kesehatan.
“Melihat dari protokol kesehatan yang sudah ada, kita berjalan. Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan, nanti seyogyanya seperti apa penerapannya,” katanya.
Sementara itu, General Manager Transera Waterpark, Zakki Afifi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan protokol kesehatan yang mengacu kepada peraturan Pemerintah. Beberapa peraturan yang diterapkan antara lain, membentuk tim gugus tugas penanganan Covid-19 yang memantau dan mengontrol setiap saat, pengecekan suhu tubuh seluruh karyawan dan pengunjung sebelum memasuki wahana dan penerapan physical distancing.
Selain itu, tersedia sarana cuci tangan dan handsanitizer tersedia diseluruh area wisata, wajib menggunakan masker pada saat tidak di kolam renang, serta selalu siap untuk petugas medis, ruang isolasi dan mobil darurat.
“Alhamdulillah hari ini, dari Dinas Pariwisata, Tim Gugus dan Dinkes juga sudah melakukan survei. Sudah pasti kami melakukan persiapan protokol ini secara komperhensif dan kami mengacu kepada peraturan Pemerintah,” katanya.
Selain itu, ia mengaku akan ada pembatasan pengunjung. Normalnya, destinasi wisata yang dikelolanya bisa menampung 10.000 orang pengunjung dan saat ini dibatasi menjadi 40% atau 4.000 orang. Selain itu, terdapat alat cek suhu tubuh atau thermo detector yang dapat memindai langsung suhu tubuh para pengunjung yang baru datang.
“Masih ada kekurangan. Tentunya kami sudah menyiapkan ini secara serius dan bersungguh-sungguh. Kami juga menggunakan klorin dan kaporit sesuai protokol yang dianjurkan WHO. Nantinya ketika buka, sudah aman,” kata dia. (***)