Sempat Hits, Begini Kondisi Ekowisata Sunge Jingkem Sekarang

Ekowisata Sunge Jingkem di Kampung Sembilangan, Desa Huripjaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, pernah menjadi primadona wisata dengan pesona hutan mangrove yang rimbun dan air sungai yang jernih.
Ekowisata Sunge Jingkem di Kampung Sembilangan, Desa Huripjaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, pernah menjadi primadona wisata dengan pesona hutan mangrove yang rimbun dan air sungai yang jernih.

BERITACIKARANG.COM, BABELAN – Ekowisata Sunge Jingkem di Kampung Sembilangan, Desa Huripjaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, pernah menjadi primadona wisata dengan pesona hutan mangrove yang rimbun dan air sungai yang jernih.

Sejak diresmikan pada Agustus 2019, destinasi ini berhasil menarik 20.000-30.000 pengunjung per bulan. Kehadiran wisatawan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar, terutama bagi pelaku UMKM yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas wisata tersebut.

Bacaan Lainnya

Namun, pandemi COVID-19 membawa dampak besar bagi keberlangsungan ekowisata ini. Jumlah pengunjung menurun drastis hingga 90%, yang berdampak langsung pada berkurangnya pemasukan untuk perawatan fasilitas.

BACA: Bupati Resmikan Saung Usaha di Eko Wisata Sunge Jingkem

Dengan harga tiket masuk yang terjangkau, yakni Rp 5.000 per orang (naik dari sebelumnya Rp 3.000), pemasukan yang ada tidak cukup untuk menopang biaya operasional. Akibatnya, sarana dan prasarana di kawasan Sunge Jingkem kini terbengkalai.

Ahmad Sahil, pengelola ekowisata Sunge Jingkem, mengungkapkan bahwa situasi ini juga memukul perekonomian masyarakat sekitar. Perbaikan dan pembaruan eko wisata Sunge Jingkem rencananya akan dilakukan di awal 2025.

Kondisi saat ini Saung Usaha di Ekowisata Sunge Jingkem yang sempat diresmikan  Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja (Alm) pada 2020 lalu.
Kondisi saat ini Saung Usaha di Ekowisata Sunge Jingkem yang sempat diresmikan Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja (Alm) pada 2020 lalu.

“Dampaknya sangat terasa, terutama pada pendapatan pelaku UMKM. Dari keprihatinan ini, kami berencana memulai perbaikan dan pembaruan ekowisata Sunge Jingkem pada awal 2025. Kami berharap upaya ini dapat membangkitkan kembali kegiatan wisata di kawasan ini,” ujarnya.

Meski kini kondisi Sunge Jingkem memprihatinkan, daya tariknya tetap membekas di hati banyak orang. Asdullah Saputra, salah satu pengunjung setia, mengingat kenangan indahnya di lokasi ini. “Di Sunge Jingkem, saya pertama kali bertemu dengan istri saya. Semoga kondisi ini segera membaik dan Sunge Jingkem kembali ramai seperti dulu,” ungkapnya penuh harap.

Keindahan dan potensi Sunge Jingkem masih menjadi daya tarik tersendiri. Dengan upaya pembaruan yang direncanakan, ada harapan besar ekowisata ini dapat kembali berjaya dan menjadi kebanggaan Kabupaten Bekasi.  (DIM/SOT)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait