BERITACIKARANG.COM, CIKARANG TIMUR – Negara ini dibingkai dengan nilai kearifan lokal yang tersusun dalam makna Bhineka Tunggal Ika sehingga menjaga dan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal adalah sebuah keniscayaan dan menjadi harga mati.
Demikian disampaikan Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Bekasi dari Partai Gerindra, Junaedi atau yang biasa disapa Ajuk saat berbaur dan berdialog dengan puluhan warga yang tergabung dalam Paguyuban Saung Ranggon di Kp. Ranggon Genteng, RT 01/05 Desa Karangsari, Kecamatan Cikarang Timur, Jum’at (05/04) malam.
“Mengedepankan nilai kearifan lokal harus menjadi prasyarat utama dalam membangun suatu tatanan peri kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contohnya adalah budaya gotong royong, itu warisan nilai kearifan lokal yang wajib dilestarikan dan terus dijaga,” kata Junaedi.
Menurut Caleg dari Daerah Pemilihan 6 Kabupaten Bekasi yang mencakup Kecamatan Cikarang Utara, Cikarang Timur dan Karang Bahagia itu, ditengah pesatnya arus globalisasi banyak banyak nilai-nilai kearifan lokal, yang merupakan warisan leluhur bangsa ini yang sudah tergerus oleh modernisasi.
“Saya tidak alergi dengan modernisasi, itu syah syah saja, modernisasi kita terima tetapi nilai nilai kearifan lokal yang sarat dengan tuntunan moral jangan ditinggalkan, agar bangsa ini kelak akan menjadi panutan dunia, bangsa yang modern tetapi nilai kearifan lokal tetap terjaga,” imbuhnya.
Kabupaten Bekasi, sambung Junaedi adalah daerah yang pesat kemajuannya namun nilai kearifan lokalnya, mulai sedikit terusik, dan jika tak segera disikapi maka nilai mulia dari kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Bekasi khususnya akan pupus, musnah dan hanya menjadi dongeng sebelum tidur.
“Oleh karenanya harus ada sikap nyata baik dari pemerintah dan perusahaan yang ada di Kabupaten Bekasi untuk mengajak masyarakat agar mau kembali kepada kearifan lokal, saya berkomitmen untuk hal tersebut,” ungkap caleg nomor urut 4 ini.
Meski tidak mudah, Junaedi mengaku akan terus berupaya menggelorakan agar di Kabupaten Bekasi dapat tetap menjaga nilai kearifan lokal. “Memang bukan hal yang mudah, oleh karenanya saya ingin hal ini mendapat dukungan positif dari warga untuk bersama-sama mewujudkannya,” kata dia.
Sementara itu salah seorang pendiri Paguyuban Saung Ranggon, Amil Safei (35) mendukung langkah Junaedi maju di Pemilihan Legislatif untuk menjaga dan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal di Kabupaten Bekasi.
“Nilai-nilai kearifan lokal ini yang terus kita jaga juga di Paguyuban Saung Ranggon dengan membersihkan saluran air dan lingkungan warga dengan cara bergotong royong antara yang muda dan yang tua,” kata dia.
Selain itu, Paguyuban Saung Ranggon yang saat ini memiliki 40 orang anggota ini juga bergerak dalam bidang sosial dan keagaamaan. “Kalo kegiatan keagamaan seperti tawasulan dan ngaji yasinan rutin kita gelar,” ungkapnya.
Amil Safei berharap nilai-nilai kearifan lokal tidak tergerus oleh perkembangan zaman, khususnya oleh generasi muda di lingkungan tempat tinggalnya. Apalagi, Kp. Ranggon Genteng diyakininya memiliki nilai histori tersendiri karena pernah berdiri bangunan tinggi yang disebut ‘ranggon’ dan digunakan penjajah untuk memantau hasil pertanian warga.
“Kayak semacam menara yang digunakan kompeni untuk mantau petani. Sekarang bangunannya sudah roboh, sekitar tahun 70-an,” kata dia. (BC)