BERITACIKARANG.COM, SETU – Syarif Maulana alias Cilik, pemuda berusia 27 tahun asal Kampung Serang RT 01/06 Desa Taman Rahayu Kecamatan Setu sudah tujuh bulan menahan rasa sakit akibat tumor yang bersarang di dalam perutnya.
Semakin hari kondisi Cilik semakin memprihatinkan, perutnya kian membuncit ditambah tubuh yang makin mengering membuat berat badannya berkurang drastis dan hanya bisa terbaring lemah di rumah berukuran kecil bersama kedua orangtuanya.
Karena penyakitnya itu pula Cilik harus rela kehilangan pekerjaan sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) sopir armada sampah pasar di Kabupaten Bekasi yang sudah dilakoninya selama dua tahun terakhir.
“Saya diberhentikan dan tidak mendapat gaji sama sekali. Padahal kalau dapat gaji bisa digunakan buat keperluan sehari-hari, untuk ongkos ketika berobat atau buat beli makanan,” kata Cilik, Rabu (26/09) kemarin.
Berbekal Kartu Indonesia Sehat (KIS) ia mengaku sempat beberapa kali berobat ke rumah sakit namun oleh pihak rumah sakit tidak diberikan tindakan operasi hanya disuruh berobat jalan, meski hasil rontgen dan cek darah menyatakan dirinya positif mengidap tumor.
“Alasan pihak rumah sakit katanya tidak berani melakukan operasi pengangkatan tumor di perut saya. Makanya sampai sekarang perut saya makin buncit, ditambah sering sekali sakit,” keluhnya.
Cilik menjelaskan keterbatasan biaya yang membuat dirinya hanya bisa berdiam diri di rumah tanpa ada penanganan medis, ditambah penghasilan sang ayah yang hanya seorang kuli pabrik memaksanya untuk pasrah dan tidak bisa berharap banyak.
“Saya hanya bisa berdoa dan berharap ada pihak rumah sakit yang bisa menangani penyakit tumor yang saya derita serta kiranya ada donatur yang bisa membantu untuk berobat, karena selama berobat saya hanya menggunakan KIS,” kata Cilik.
Kedua orang tua Cilik mengaku tidak tega melihat penderitaan yang dialami sang anak setiap hari terlebih saat nyeri di perut Cilik datang mereka hanya bisa menyaksikannya mengerang kesakitan.
“Sangat miris melihat kondisi anak saya. Tiap hari perutnya tambah buncit dan terus kesakitan. Saya benar-benar tidak tega melihatnya, hanya bisa nangis. Apalagi kalau malam, anak saya susah tidur karena sekujur tubuhnya panas dan nyeri. Obat dari dokter juga tidak mempan hilangin sakitnya,” kata Ayah Cilik, Tono (53).
Meski mengaku pasrah namun Tono tetap berharap ada uluran tangan dari berbagai pihak yang merasa iba dengan kondisi putranya.
“Kami sangat berharap kepada pemerintah dan uluran tangan para donatur, agar bisa membantu untuk operasi anak kami secepatnya. Supaya anak kami bisa kembali sehat, tidak begini terus kondisinya,” kata dia.
Ketua RT setempat Emin Suryana (40) mengaku telah mengupayakan pembuatan KIS untuk Cilik agar ia bisa mendapatkan pengobatan medis di rumah sakit tanpa harus mengeluarkan biaya apapun.
“Kami selaku Ketua RT sudah berusaha membantu saudara Cilik untuk berobat ke rumah sakit dengan menggunakan KIS. Tidak ada yang dipersulit pihak rumah sakit. Biaya yang dikeluarkan untuk berobat juga tidak ada, selama menggunakan KIS,” katanya.
Emin berharap warganya tersebut dapat segera dioperasi untuk mengangkat tumor yang bersarang di perutnya.
“Kalau operasi memang belum dilaksanakan. Semoga saja dalam waktu dekat ini bisa dilakukan operasi dengan bantuan seluruh pihak terkait pastinya,” kata dia. (BC)