BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG – Viral di jejaring media sosial sebuah video yang memperlihatkan warga di Kampung Bokor Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi yang hendak memakamkan jenazah ke TPU melewati area pesawahan dalam kondisi banjir dan berlumpur.
Adam, warga setempat mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 31 desember 2023 lalu. Warga terpaksa melintasi sawah yang banjir lantaran tidak adanya ketersediaan jalan menuju TPU tersebut.
BACA: Lahan Banyak Dikuasasi Pemilik Modal, Kawasan Hutan di Muaragembong Terancam Beralih Fungsi?
“Ya kita terpaksa lewat sawah yang banjir dan berlumpur karena tidak ada akses jalan menuju tpu tersebut. Padahal TPU itu udah puluhan tahun,” kata dia.
Dahlan, Kepala Desa Pantai Mekar menyatakan, telah berkoordinasi dengan pemilik lahan persawahan yang berada di sekitar TPU untuk memberikan akses jalan. Namun belum ada kesepakatan antara pemilik sawah dengan Pemerintah Desa Pantai Mekar.
“Makam (TPU) ini kan wakaf dari warga luasnya 2000 meter, cuma pada saat itu tidak ada akses jalannya. Kita memang sudah berkomunikasi dengan pemilik sawah agar memberikan akses jalan. Ini udah lebih 30 tahun makamnya tapi emang gak ada jalan dan repotnya memang kalau musim hujan,” kata dia.
Dorong Setiap Desa di Muaragembong Punya TPU Representatif
Sementara itu Camat Muaragembong, Sukarmawan mengatakan pihaknya sedang berupaya untuk mengusulkan pembangunan TPU yang lebih representatif untuk masyarakat, dengan akses jalan yang lebih baik.
“Ya, pada Musrenbang Desa nanti, saya akan berikan stimulus supaya ada usulan terkait skala prioritas untuk membangun TPU di tiap desa, sehingga, tidak merepotkan warga yang terkena musibah ketika ada anggota keluarganya yang meninggal,” tambahnya.
Sukarmawan menyebutkan, salah satu kendala saat ini yakni hampir 50 persen tanah di wilayah Kecamatan Muaragembong berstatus lahan Perhutani. Karena itu untuk ke depannya, pihaknya akan bersurat dan meminta rekomendasi atau izin dari Perhutani terkait usulan lahan untuk lokasi TPU warga.
“Makanya ini menjadi PR besar, karena kebanyakan tanah di sini diklaim sebagai tanah Perhutani, karena itu kita akan bersurat meminta rekomendasi atau izin dari Perhutani,” kata dia.
Terkait video yang viral, Sukarmawan mengatakan rombongan pengantar jenazah melewati area persawahan untuk mempercepat jarak tempuh menuju pemakaman.
“Sebenarnya untuk membawa jenazah ke pemakaman, ada akses jalan lewat kebun milik masyarakat dan tidak harus melewati petakan sawah yang sedang diairi. Hanya saja, butuh jarak tempuh sekitar 500 meter, sedangkan kalau lewat sawah itu lebih dekat, hanya 50-60 meter ke kober (tempat pemakaman),” kata dia. (ded/dim)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS