BERITACIKARANG.COM, SETU – Warga Desa Burangkeng, Kecamatan Setu berharap agar Pemerintah Kabupaten Bekasi, lebih serius menangani permasalahan sampah di Tenpat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng.
Pasalnya, gunungan sampah di TPA Burangkeng sempat mengalami longsor sehingga mengganggu aktivitas warga dikarenakan antrian truk sampah yang hendak masuk ke dalam TPA mengakibatkan kemacetan.
“Longsornya sejak sepekan kemarin. Saya mewakili masyarakat berharap ini jadi perhatian ekstra, karena kalau dipaksakan ya dampaknya masyarakat sekitar, ada kemacetan, antrean truk masuk macet,” ujar warga Desa Burangkeng, Charsa Ramdani.
Menurutnya, antrean truk sampah yang memanjang telah menyebabkan lalu lintas di akses jalan utama yang menghubungkan antara Kabupaten dan Kota Bekasi menjadi tersendat.
“Memang sudah dikerjakan sih sejak Sabtu, tapi kalau bisa armadanya ditambah, sekarang saya lihat excavator ada sembilan unit. Biar lebih cepat harus ditambah. Sekarang juga enggak ada aktivitas, katanya dirapihin dulu,” tuturnya.
Sementara Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Rahmat Atong mengatakan Pemerintah Kabupaten Bekasi terus melakukan pengerukan dan pembenahan pasca terjadinya longsor gunungan sampah di TPA. Sebanyak 5 unit excavator dan 2 buldozer dikerahkan untuk membersihkan sampah yang longsor.
“Ya, hingga saat ini kami terus melakukan pengerukan di lokasi longsor dengan alat berat, kami juga mengerahkan seluruh petugas dari 6 UPTD Kebersihan untuk membantu proses pengangkutan,” kata dia.
Rahmat mengungkapkan, penanganan sampah secara konvensional saat ini belum dapat mengendalikan sampah di TPA Burangkeng. Akibatnya terjadi longsoran sampah yang diduga terjadi akibat landfill TPA Burangkeng yang telah melebihi kapasitas. “Ditambah, jarak bibir sungai dengan sampah yang sangat dekat, sehingga menyebabkan tanah mengalami abrasi,” ujarnya.
Saat terjadi abrasi, kata dia, pagar pembatas yang adapun roboh, yang mengakibatkan sampah tumpah ke sungai dan menutup sebagian badan sungai. “Proses pengerukan sampah dari badan sungai ke atas TPA pun saat ini masih terus kami lakukan,” terangnya.
Rahmat menuturkan, Pemkab Bekasi telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi volume sampah di TPA Burangkeng. “Kami akan bekerjasama dengan PT Indocement. Dari sampah yang telah diolah, selanjutnya akan dijadikan sumber energy bahan bakar Refused Derived Fuel (RDF),” ujarnya.
Pihaknya juga sudah memperbaiki excavator dan mengurug lahan bongkar muatan sampah di Zona B dan D agar bisa berfungsi kembali dan saat ini sudah dapat dioperasikan. “Untuk Tahun Anggaran 2023, kami akan lakukan rehabilitasi, penataan sampah dan perluasan lokasi dan peningkatan kapasitas TPA, yang anggarannya bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi melalui Dinas Perkimtan,” ungkapnya.
Selain itu, Pemkab Bekasi akan menambah alat berat yang ditargetkan sudah beroperasi di tahun 2022. “Ya, kondisi Burangkeng saat ini sudah terkendali, mobil pengangkut sampah malam ini sudah dapat membuang kembali sampah ke TPA secara berangsur-angsur berjalan normal,” kata dia. (dim)