Tingkatkan Keterampilan Narapidana, Lapas Kelas IIB Tuban Studi Banding ke LaCika

Kepala Lapas Kelas IIB Tuban, Sugeng Indrawan saat menunjukan kreasi 'Kripik LaCika' yang dibuat oleh narapidana di Lapas Cikarang, Jum'at (27/07) lalu.
Kepala Lapas Kelas IIB Tuban, Sugeng Indrawan saat menunjukan kreasi 'Kripik LaCika' yang dibuat oleh narapidana di Lapas Cikarang, Jum'at (27/07) lalu.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tuban melakukan studi banding ke Lapas Cikarang pada Jum’at (27/07) lalu. Kunjungan ke Lapas Cikarang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan warga binaan atau narapidana di Lapas Kelas IIB Tuban.

Kepala Lapas Kelas IIB Tuban, Sugeng Indrawan mengatakan peningkatan keterampilan warga binaan sesuai dengan program pembinaan di Lapas sebagai bekal bagi narapidana dalam menyongsong kehidupan setelah selesai menjalani masa hukuman (bebas). “Banyak yang kita pelajari di Lapas Cikarang ini,” ucapnya.

Bacaan Lainnya

Dari sekian banyak program keahlian bagi warga binaan di Lapas Cikarang, Lapas Kelas IIB Tuban baru akan mengadopsi program keahlian membuat kripik ketela. “Karena bahan baku untuk pembuatan ini mudah dicari di pasaran sehingga sangat memungkinkan sekali untuk dikembangkan di Tuban,” kata dia.

Program keahlian tersebut, kata dia, diterapkan untuk memotivasi dan membekali napi dengan keterampilan, agar mereka memiliki keahlian sehingga menjadi tenaga siap pakai, bahkan bisa membuka lapangan kerja selepas mendapat kebebasan.

“Kita juga akan bantu distribusikan tas hasil produksi warga binaan di Lapas Cikarang karena kebetulan di kita ada gerai untuk penjualan produk. Tidak menutup kemungkinan nantinya kita akan memproduksi juga di Tuban,” ungkapnya.

Kepala Lapas Cikarang, Kadek Anton Budiharta menjelaskan selain keripik ketela dan tas, program keterampilan lain yang sudah diterapkan di Lapas Cikarang adalah pembuatan perabotan rumah tangga yang terbuat dari plastik, pertanian dan perternakan, menjahit atau konveksi, perkayuan, otomotif, batik, tata boga dan pembuatan roti.

Ia pun berharap program serupa bisa diterapkan kepada warga binaan di lapas lainnya, termasuk di Lapas Kelas IIB Tuban yang sudah melakukan studi banding.

“Dengan keahlian yang dimiliki narapidana, tentu saja setelah mereka selesai menjalani hukuman diharapkan mereka bisa memulai dunia baru dengan membuka usaha mandiri. Sehingga, mantan warga binaan ini nantinya bisa berinteraktif dengan masyarakat dengan baik dan tidak berbuat negatif lagi,” kata dia. (BC)

Pos terkait