Terjebak Banjir Selama Hampir Dua Pekan, Personil URC BPBD Evakuasi Kakek Lumpuh di Pebayuran

Proses evakuasi warga lumpuh yang terisolir banjir di Kp. Pisang Batu RT 07/03 Desa Karangharja, Kecamatan Pebayuran, Senin (02/03).
Proses evakuasi warga lumpuh yang terisolir banjir di Kp. Pisang Batu RT 07/03 Desa Karangharja, Kecamatan Pebayuran, Senin (02/03).

BERITACIKARANG.COM, PEBAYURAN  – Seorang kakek berusia 65 tahun yang biasa disapa Bapak Enti terjebak di dalam rumah lantaran sekelilingnya terkepung banjir selama hampir dua pekan.

Kondisinya yang lumpuh, membuat warga Kp. Pisang Batu RT 07/03  Desa Karangharja, Kecamatan Pebayuran itu hanya bisa tiduran di atas dipan beralaskan kasur yang nyaris tenggelam tergenang air.

Bacaan Lainnya

BACA: 30 Rumah Terisolir, Warga Pebayuran Butuh Logistik, Dapur Umum dan Perahu

Mengetahui ada warga yang lumpuh dan terjebak banjir, personil Unit Reaksi Cepat (URC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi bersama relawan kemanusiaan lainnya seperti Hirpala, OICC, Retara dan Owl Care langsung ke lokasi untuk melakukan evakuasi.

Proses evakuasi yang dilakukan pada Senin 02 Maret 2020 sore itu berlangsung dramatis. Sebab, rumah beralaskan tanah yang dihuni Bapak Enti dan istrinya itu nyaris ambruk terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 100 centimeter.

Bapak Enti tampak tak bisa berjalan, bahkan saat dievakuasi dia harus digendong menuju perahu.

Setelah melewati evakuasi melalui jalur air dengan jarak tempuh kurang lebih 2 kilometer, akhirnya Bapak Enti berhasil diselamatkan. Selanjutnya, Bapak Enti dibawa mobil ambulance untuk mendapatkan perawatan medis ke rumah sakit terdekat.

BACA: Banjir Tersisa di 4 Kecamatan, Pemkab Bekasi Akhiri Status Tanggap Darurat

Sebelumnya, banjir merendam ratusan rumah warga di Kp. Kobak Ceper, Desa Karangharja, Kecamatan Pebayuran. Sebanyak 30 rumah diantaranya terisolir.

Kepala Dusun setempat,  Udin mengatakan di wilayahnya terdapat kurang lebih 400 rumah yang terdampak banjir dengan ketinggian air sekitar 40 – 60 cm.

“400 rumah itu dihuni sebanyak 550 Kepala Keluarga (KK) atau kurang lebih 700 jiwa,” tuturnya, Jum’at (28/02).

Hingga saat ini, warga masih membutuhkan  bantuan baik berupa nasi siap saji, mie instan, pakaian dan pampers untuk balita.

“Kemudian kami juga membutuhkan dapur umum, karena sampai saat ini belum tersedia dapur umum yang bisa digunakan untuk melayani warga,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga membutuhkan perahu boat yang dilengkapi dengan mesin untuk menjangkau puluhan rumah warga yang terisolir.

“Ada sekitar 30 rumah yang sulit dijangkau lewat darat dikarnakan tingginya air di jalan,” tandasnya. (BC)

Pos terkait