BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG – Camat Muaragembong, Lukman Hakim mengaku sudah melaporkan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) serta Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mengenai kondisi tanggul Sungai Citarum di Desa Pantai Bahagia dan Pantai Mekar yang berpotensi jebol.
BACA: Tanggul Citarum Kritis, Dua Desa di Kecamatan Muaragembong Terancam Tenggelam
“Kami sudah laporkan kondisi tanggul ini dan Alhamdulillah tadi pagi Satgas BBWSC sudah datang ke lokasi untuk survey dan inventarisasi awal,” kata Lukman Hakim, Jum’at (10/01).
Lukman menjelaskan dua tanggul Sungai Citarum yang berada di Kp. Gobah, Desa Pantai Bahagia dan di Kp. Byombong, Desa Pantai Mekar cukup memprihatinkan. “Tanggul itu tidak kuat menahan debit air yang tinggi sejak hujan awal tahun kemarin,” ungkapnya.
Hingga saat ini pihaknya mengaku sedang melakukan upaya perbaikan tanggul sementara dengan menguatkan pondasi tanggul memakai bambu dan karung di Kp. Byombong, Desa Pantai Mekar yang mulai amblas.
“Sedang dan masih berlangsung saat ini perbaikan tanggul dibantu Kades setempat dan warga melalui bantuan material dari BPBD yang datang pagi tadi,” katanya.
Kepala BPBD Kabupaten Bekasi, Adeng Hudaya mengatakan pihaknya telah mendistribusikan material berupa bambu sebanyak 600 batang serta 1.000 karung untuk perbaikan sementara tanggul tersebut. “Di lapangan sedang dikerjakan saat ini, memakai alat berat yang disewa aparatur pemerintah setempat untuk pengurukan tanah serta peninggian tanggul,” kata Adeng.
Sebelumnya, Masyarakat di dua desa di Kecamatan Muaragembong, yakni Desa Pantai Bahagia dan Pantai Mekar dihantui rasa ketakutan. Pasalnya, kondisi tanggul sungai Citarum yang berada di Dusun III, Kp. Gobah, Desa Pantai Bahagia kritis dan berpotensi jebol.
Sekertaris Desa Pantai Bahagia Ahmad Qurtubi, mengatakan pihaknya sudah melaporkan kondisi tanggul itu kepada Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi dengan harapan agar dicarikan solusi mengingat keberadaan tanggul sudah sangat mengkhawatirkan. “Kami sudah laporkan kritisnya tanggul ini dan saat ini kami sedang menunggu tindaklanjutnya,” kata Ahmad Qurtubi, Rabu (08/01).
Menurutnya, kekhwatiran disebabkan tanggul tersebut belum tersentuh tiang pancang atau paku bumi yang seharusnya dipasang sebagai penahan air saat musim banjir dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) sehingga rentan sekali jebol saat volume air tinggi seperti saat ini.
“Tanggul yang retak belum dilakukan pemasangan paku bumi makanya sangat rentan sekali jebol,” ungkapnya. (BC)