BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Relawan Jamkeswatch menyampaikan protes terkait dengan berkembangnya pemberitaan tentang Hermansyah seorang kakek yang hidup sebatangkara dan mengalami sakit-sakitan di sebuah rumah yang dihuninya di Kp. Kapek, RT 002/008 Desa Mekarjaya Kecamatan Kedungwaringin.
BACA : Polisi Sambangi Kediaman Pria Tua yang Viral di Medsos
Salah seorang relawan Jamkeswatch, Rakim Khan mengatakan bahwa relawan Jamkeswatch lah yang telah mengadvokasi Hermansyah yang hingga saat ini masih dalam perawatan di RSUD Karawang.
“Terkait pemberitaan, kartu Jaminan (kesehatan) yang proses oleh team Jamkeswatch bukan aparatur desa,” kata Rakim Khan, Rabu (20/12) sore.
Ia pun menyayangkan belum adanya kepedulian dari Kepala Desa setempat, yakni A. Effendi untuk datang menjenguk Hermansyah. “Dan sampai waktu malam selasa juga belum sampe Kepala Desa dan hanya perwakilannya aja,” ucapnya.
Dirinya memastikan bahwa Relawan Jamkeswatch tidak bermaksud untuk menjustifikasi media yang memuat pemberitaan tersebut melainkan berkeinginan agar pemerintah dan masyarakat melihat kenyataan yang ada.
Sebelumnya diberitakan jajaran Kepolisian Resort Metro Bekasi didampingi Kepala Desa Mekarjaya A. Effendi menyambangi kediaman Hermansyah, Selasa (19/12) pagi.
Hermansyah merupakan warga kurang mampu dan diketahui sakit. Kabar tentang pria tua yang hidup sebatang kara di rumah kumuh ini pun sempat viral dan menjadi perbincangan warganet di media sosial.
Kapolsek Kedungwaringin, AKP. Akhmadi menjelaskan berdasarkan keterangan tetangganya, yakni Hasan Basri (41), Suherman adalah warga pendatang. Ia hidup sebatang kara di rumah milik almarhumah istrinya yang merupakan warga setempat.
“Istrinya sudah meninggal sejak tahun 2002 lalu dan rumah yang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua istrinya,” kata AKP. Akhmadi.
Dijelaskan olehnya, pasca ditinggal istrinya kehidupan Suherman ditanggung oleh semua warga mulai dari makan dan minum. “Belakangan diketahui Bapak Suherman ini tinggal di Jakarta karena dijemput keponakannya yang bernama Nur. Informasinya dia berjualan kopi dan saat jualan kaki sebelah kanannya tersiram air panas,” ucapnya.
Sekitar satu atau dua minggu yang lalu, sambungnya, Suherman datang ke rumahnya dan para tetangga termasuk perangkat RT/RW mengajak Suherman untuk berobat tetapi yang bersangutan tidak mau atau menolak. “Sementara untuk makan dan minum masih diperhatikan oleh tetangganya, yaitu Bapak Doni,” tuturnya.
Informasi terakhir, kata dia, Suherman dibawa oleh warga yang bernama Rohmat dan Ujang ke rumah sakit Annisa Cikarang untuk menjalani perawatan menggunakan ambulan desa pada Minggu (17/12) lalu. Karena di RS. Annisa tidak ada kamar, akhirnya Suherman langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Karawang.
“Saat ini Bapak Suherman masih menjalani perawatan di Kamar Telukjambe No.106 Rumah Sakit Umum Karawang. Fasilitas untuk berobat menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang dibuatkan oleh pihak desa,” ungkapnya.
Sementara itu Kapolres Metro Bekasi, Kombespol Chandra Sukma Kumara mengatakan kegiatan yang dilakukan jajaran Kepolisian Resort Metro Bekasi adalah sebagai tugas kemanusiaan. “Jadi tugas kepolisian tidak hanya tugas sesuai Undang-undang saja tetapi ada yang lebih penting yaki tugas kemanusiaan,” kata dia. (BC)