BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Para pemilik kontrakan di Cikarang mulai kebanjiran warga pendatang yang hendak menyewa tempat tinggal. Pasca Lebaran, sejumlah kontrakan khususnya yang berada di dekat wilayah industri ini laris manis diburu para warga baru. Bahkan tidak sedikit yang telah memesan kamar lebih dulu agar tidak kehabisan.
Fenomena bekerja di kota besar ini terjadi setahun, tak terkecuali tahun ini. Setiap habis hari raya, ribuan orang yang kesulitan bekerja di daerah asal memutuskan hijrah ke kota yang lebih maju, salah satunya ke Cikarang. Mengikuti saudara yang lebih dulu merantau, mereka coba datang dengan harapan mengubah masa depan
Fenomena yang kerap memusingkan pemerintah daerah ini justru membawa berkah bagi para pengusaha kontrakan. Bahkan, sebelum para pendatang itu datang, kuota kamar sudah habis dipesan.
“Sebulan sebelumnya sudah ada yang datang minta kamar jangan dulu diisi katanya saudaranya mau datang,” kata Haji Sarim, salah seorang pemilik kontrakan di Kecamatan Cikarang Utara. Pemesanan dilakukan oleh sanak saudara yang sudah merantau lebih dulu. “Jadi dibuat waiting list, daftar tunggu gitu,” kata dia.
Sarim merupakan salah satu pemilik kontrakan yang kerap kebanjiran warga pendatang setiap habis Lebaran. Di Cikarang Utara, Sarim bisa dibilang juragan kontrakan. Pria 52 tahun ini memiliki sedikitnya 300 kamar kontrakan yang terbagi dalam beberapa bangunan besar. Setiap bangunan dapat terdiri hingga 80 kamar sehingga menyerupai rumah susun.
Maka tidak heran jika musim balik Lebaran, Sarim bisa kedatangan 100 penghuni baru. “Tapi ya tidak tentu segitu. Kadang kurang tapi bisa lebih,” kata dia.
Kebanyakan para pendatang ini, lanjut Sarim, berasal dari Jawa Tengah seperti Brebes dan Tegal. Sedangkan dari Jawa Barat biasanya dari Tasikmalaya, Garut dan Ciamis. “Tapi ada juga memang dari luar Jawa kaya Lampung sama Palembang,” kata dia.
Meski beberapa kamar telah dipesan untuk penghuni baru, menurut Sarim serbuan warga pendatang belum masih belum mencapai puncaknya. Beberapa pendatang masih menumpang ke tempat saudaranya karena belum mendapatkan pekerjaan.
“Di saya juga belum semuanya penuh, masih ada yang kosong. Jadi memang belum karena kan beberapa perusahaan belum membuka lowongan baru. Yang ada para pendatang ini masih ikut dikontrakan saudaranya yang sudah tinggal di sini,” ujar pria yang membanderol sewa kontrakannya Rp 700.000 sampai Rp 900.000 per bulan ini. (TA)