BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG – Terjadinya suatu bencana terkadang tidak bisa diprediksi sehingga diperlukan adanya kewaspadaan untuk mengantisipasi terjadinya suatu bencana di suatu wilayah.
Oleh karenanya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi terus melakukan kegiatan pembinaan bagi relawan, forum serta penggiat kebencanaan melalui Forum Kesiapsiagaan Dini Masyarakat (FKDM).
Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 4 – 5 Nopember 2019 di Desa Pantai Sederhana, Kecamatan Muaragembong itu diikuti kurang lebih 100 relawan kebencanaan yang tergabung dalam Forum Relawan Kabupaten Bekasi; Destana Pantai Sederhana, Pantai Bahagia dan Pantai Mekar; Forum Sekolah Tangguh Bencana (STB); Forum Karang Taruna Siaga Bencana Desa Bantarjaya; Komite Relawan Independent (KRI); dan Forum Tunas Muda Siaga Bencana Desa Pantai Mekar.
“Kegiatan FKDM ini mengambil tema living harmony with disaster sebagai wujud kesiapsiagaan relawan dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi,” kata Kepala Seksi Kepala Seksi Cegah Siaga di BPBD Kabupaten Bekasi, Agus Suparno, Rabu (06/11).
Agus berharap dari pembinaan ini pengetahuan dan kapasitas para relawan, forum serta penggiat kebencanaan di wilayah Kabupaten Bekasi meningkat. Menurutnya, tidak perlu ada tangisan, apabila ada persiapan.
“Sehingga nantinya, para relawan, forum serta penggiat kebencanaan di wilayah kita mampu tanggap, tangkas dan tangguh dalam mengahadapi bencana apabila terjadi,” tuturnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Adeng Hudaya menambahkan dalam penanggulangan bencana, upaya yang harus dikepedepankan adalah pengurangan resiko bencana.
Adapun upaya itu telah dilakukan BPBD, diantaranya adalah dengan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di sejumlah wilayah rawan bencana, melakukan pembinaan kepada kepada para relawan, forum kebencanaan dan para penggiat kebencanaan melalaui FKDM serta menghimbau kepada jajaran di bawah dari tingkat kecamatan hingga desa untuk selalu siap siaga dalam menghadapi bencana baik melalui brosur, edaran ke kecamatan dan desa, maupun media sosial.
Kemudian memberikan pelatihan peningkatan kapasitas relawan, forum kebencanaan dan para penggiat kebencanaan, seperti pelatihan rescue (penyelamatan) di darat dan air serta mensiagakan peralatan evakuasi dan penyelamatan korban bencana.
“Dan yang tidak kalah penting adalah mensiagakan kedaruratan logistik sebagai kebutuhan dasar untuk menghadapi kemungkinan bencana yang terjadi,” tutupnya. (BC)