Masya Allah! Santri Ponpes di Kabupaten Bekasi Ini Targetkan Khatam Al Quran 5.500 Kali Selama Bulan Ramadhan

Melalui program Kampung Halaman Ramadhan, santri ponpes Nuu Waar di Kabupaten Bekasi ini menargetkan 5.500 kali khataman Al Qur'an
Melalui program Kampung Halaman Ramadhan, santri ponpes Nuu Waar di Kabupaten Bekasi ini menargetkan 5.500 kali khataman Al Qur'an

BERITACIKARANG.COM, SETU – Salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bekasi, yakni Ponpes Nuu Waar menargetkan khataman Al Quran sebanyak 5.500 kali selama bulan suci Ramadhan 1444 H/2023 M.

Kepala Divisi Umum Pesantren Nuu Waar Ustaz Muhammad Jufri mengatakan selama bulan suci Ramadhan ini pihaknya mengadakan program Kampung Halaman Ramadhan. Melalui program ini sebanyak 750 santri berkegiatan membaca Al Quran di masjid selama satu bulan penuh.

Bacaan Lainnya

“Kalau pondok lain kebanyakan mungkin santrinya pulang, tapi kalau kami karena rumah mereka jauh, mereka tidak pulang. Kegiatan diisi dengan menghafalkan Al Quran. Kami adakan Kampung Halaman Ramadhan,” ucap Jufri, Senin (27/03).

Pembacaan ayat suci Al Quran dimulai sejak subuh hingga malam hari. Mereka beristirahat beberapa jam saja di pukul 09.00 WIB, 11.30 WIB dan menjelang waktu berbuka puasa.

Kegiatan tak hanya diperuntukkan bagi santri saja, namun juga tenaga pengajar beserta alumni. Dalam satu bulan, pihaknya menargetkan total pengkhataman sebanyak 5.500 kali.

“Kegiatan kami isi dengan khataman Al Quran. Awalnya dari 100 kali, naik jadi 200 kali, 500 kali, sampai sekarang target kami jadi 5.500 kali khataman selama sebulan full di bulan Ramadhan,” ungkapnya.

Ustaz Jufri menambahkan salah satu keunggulan pesantren di bawah naungan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) itu, memang untuk mencetal penghafal quran.

Oleh sebab itu, anak-anak yang mengenyam pendidikan setara SD juga diajarkan untuk bisa membaca Al Quran sedari kecil, sejak duduk di bangku kelas I SD.

“Bahkan belum seminggu ini, kami sudah khatam 1.800 kali. Itu lah kegiatannya, menghabiskan waktu seharian di masjid. Jadi mereka sudah terbiasa, baik anak-anak SD yang masih kecil, sampai yang dewasa. Kami targetkan memang masuk SD harus sudah bisa baca Al Quran. Karena salah satu keunggulan pesantren kami ini adalah mencetak tahfidz quran dan hadist,” kata Ustaz Jufri.

Diketahui, pondok pesantren Nuu Waar telah dikenal sebagai tempat bernaungnya ribuan santri yang mayoritas adalah penduduk asli dari pelosok daerah di Indonesia Timur.

Asal-usul pembentukan pesantren yang berlokasi di Desa Taman Sari, Kecamatan Setu ini, dimulai dari perjuangan panjang pendirinya, yakni KH Muhammad Zaaf Fadzlan Robbani Garamatan, seorang  ulama dari Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.

Di tahun 2002, KH Fadzlan  menyewa sejumlah rumah di Pondok Hijau, Bekasi Utara, Kota Bekasi, untuk menampung sejumlah anak-anak asal Papua. Selain dibekali ilmu agama, mereka juga dikuliahkan di bidang ilmu yang dinilainya sangat dibutuhkan di wilayah-wilayah pedalaman papua.

Seiring berjalannya waktu, KH Fadzlan kemudian membentuk yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) dan mendirikan Ponpes Nuu Waar di wilayah Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

Penamaan Nuu Waar sendiri berasal dari bahasa Irian yakni Nuu yang berarti cahaya dan Waar yang bermakna menyimpan rahasia alam. Nuu Waar juga merupakan istilah pertama yang dipergunakan sebelum pemberian nama Irian dan Papua.

Hingga saat ini, Pesantren Nuu Waar telah mencetak lebih dari 7.000 orang lulusan yang tak hanya ahli di bidang kesehatan dan pendidikan, namun juga sebagai penghafal Al Quran.

Setelah lulus, para santri diwajibkan pulang ke kampung halamannya untuk memberikan pengabdian berbekal ilmu pengetahuan semasa belajar di Pesantren Nuu Waar dan dikuliahkan di berbagai tempat. (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait