BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat bakal fokus menangani penyebaran kasus covid-19 di Kabupaten Bekasi. Selama dua pekan, seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah provinsi bakal dialihkan ke daerah industri ini, termasuk Kabupaten Karawang.
Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan penyebaran covid-19 pada klaster industri sudah masuk dalam tahap sangat serius sehingga perlu penanganan penuh.
“Hari ini saya melakukan investigasi dan koordinasi yang menghasilkan kesimpulan bahwa klaster di industri ini ternyata sangat serius sehingga kami akan mengkonsolidasikan semua, termasuk sumber daya di pemprov pun akan dialihkan ke Bekasi maupun Karawang selama dua minggu ke depan,” ucap dia, saat mengunjungi Kabupaten Bekasi, Jum’at (04/09).
Selama dua pekan ke depan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat akan melakukan pendampingan penuh di wilayah ini agar penyebaran di klaster industri segera selesai. Ridwan pun mendorong kabupaten/kota di Jabar untuk turut membantu penanganan di Kabupaten Bekasi.
“Alat PCR dari kabupaten/kota lain yang penggunaannya tidak maksimal, demi kebersamaan sabilulungan Jawa Barat akan kami geser ke sini. Dua minggu ke depan akan kami monitor, mudah-mudahan hasil koordinasi ini dapat menurunkan tingkat keterpaparan,” ucap dia.
Ridwan mengatakan, berdasarkan hasil peninjauannya serta koordinasi dengan para pemilik industri, protokol kesehatan sebenarnya telah diterapkan secara ketat. Namun dari dugaanya penyebaran muncul dari perilaku karyawan sepulang bekerja.
“Saya monitor protokol di tempat kerja itu sangat baik, sangat ketat. Pertanyaannya kalau sudah baik sudah ketat kenapa terjadi yang namanya keterpaparan. Salah satu simulannya adalah pola perilaku sepulang kerja yang kurang termonitor,” ucap dia.
Maka dari itu, Ridwan menugaskan seluruh gugus tugas di sektor industri agar meminta semua karyawan membuat buku harian yang berisikan aktivitas di luar jam kerja. “Jadi setiap pagi harus mengisi, dia kemana saja sepulang kerja, dengan multiple choice lah ya biar gampang. Nanti gugus tugas yang ada di industri menganalisis pola mana dari kegiatan itu berisiko tinggi. Nah itulah yang akan dilakukan pengetesan,” ucap dia. (BC)