BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Kebun hidroponik mungkin tak asing lagi didengar, namun memanfaatkan tekonologi canggih dalam berkebun tentu hal baru yang menarik untuk disimak. Dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), masyarakat kini bisa bercocok tanam dengan menggunakan handphone.
Inovasi berkebun ini dibuat dan dikembangkan oleh sekelompok remaja di Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan. Inovasi yang diberi nama Hydroponic Control ini pun berhasil mewakili Kabupaten Bekasi meraih Juara II Tingkat Jawa Barat pada Lomba Teknologi Tepat Guna yang digelar Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Ardi (17) salah seorang penggagas mengatakan dengan Hydropnic Control perkembangan dari tanaman hydroponic dapat dikontrol kapanpun dan dimanapun agar mendapatkan hasil terbaik. Sebab, kadar nutrisi dan kelembaban tanaman terukur, sehingga hasil panennya juga lebih banyak.
“Namanya hydroponic control, jadi memang melalui instalasi yang dipasang ini semuanya sudah kayak otomatis. Istilahnya cuma tinggal tanam terus tunggu panen,” kata alumni SMKN 1 Cikarang Selatan itu, Rabu (19/10).
Dengan memanfaatkan inovasi ini, sambungnya, waktu untuk panen bahkan bisa lebih cepat. “Biasanya buat sawi itu bisa 45 hari, sekarang tiga minggu udah panen. Karena memang nutrisi dan segala macemnya sudah terkontrol melalui handphone,” ucap dia.
Kendati demikian, inovasi ini belum bisa dipasarkan lebih jauh. Minimnya koneksi dan investasi membuat instalasi tersebut belum dapat diproduksi massal. “Tapi kalau ada yang mau bisa saja dibuatkan panelnya. Kami juga siapkan layanan servisnya juga,” ucap dia.
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengapresiasi inovasi tersebut. Dia berharap hydroponic control ini bisa dikembangkan dan diterapkan di seluruh urban farming di Kabupaten Bekasi. Tujuannya, agar kualitas sayuran hidroponik yang dikelola petani lokal Kabupaten Bekasi menjadi lebih baik lagi.
“Tetapi memang harus dikembangkan lagi dan harus ada mediator dari pemerintah untuk mempertemukan pemilik inovasi ini dengan pihak swasta sebagai investor. Di sini peran pemerintah yang akan dilakukan. Selain itu, penting juga untuk mengawal agar inovasi ini bisa dipatenkan,” kata Dani.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bekasi, Rahmat Atong mengatakan, pihaknya terus memantau pemerintah desa maupun masyarakat yang memiliki inovasi dalam berbagai hal. Selain itu, pemberdayaan pun terus dilakukan untuk mendukung pengembangan.
“Pengembangan terus kami lakukan, kami terus lakukan pemberdayaan dan memberi dukungan bagi masyarakat yang memiliki inovasi baik seperti ini,” ucap dia. (dim)