Industri Perhotelan di Kabupaten Bekasi Masih Lesu

Dunia usaha perhotelan di Kabupaten Bekasi tengah menghadapi masa sulit.  Di tengah menurunnya daya beli masyarakat, efisiensi anggaran turut memukul bisnis perhotelan di wilayah tersebut.
Dunia usaha perhotelan di Kabupaten Bekasi tengah menghadapi masa sulit.  Di tengah menurunnya daya beli masyarakat, efisiensi anggaran turut memukul bisnis perhotelan di wilayah tersebut.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Dunia usaha perhotelan di Kabupaten Bekasi tengah menghadapi masa sulit.  Di tengah menurunnya daya beli masyarakat, efisiensi anggaran turut memukul bisnis perhotelan di wilayah tersebut.

Wakil Ketua II Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bekasi, Bambang Wijanarko, mengungkapkan pada periode Januari hingga Mei 2025, tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel mengalami penurunan drastis, mencapai lebih dari 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

“Penyebabnya banyak, salah satunya efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah. Dampaknya tidak hanya mengurangi kegiatan pemerintahan saja, tetapi juga memengaruhi sektor swasta seperti pabrik-pabrik yang ikut memangkas anggaran untuk kegiatan karyawan di hotel. Tadinya menginap dua sampai tiga hari, kini dipangkas menjadi satu hari,” ujarnya pada Jumat (13/06).

BACA: Apartemen di Kabupaten Bekasi Disulap Jadi Hotel

Situasi ini memaksa sejumlah pengusaha hotel di Kabupaten Bekasi untuk mengambil langkah-langkah sulit. Beberapa hotel terpaksa mengurangi jam kerja karyawan, bahkan tidak sedikit yang memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak para pekerja. “Termasuk tenaga kerja harian (daily worker), ada beberapa hotel yang sudah tidak mempekerjakannya  lagi,” tambah Bambang.

Untuk menyelamatkan industri perhotelan, PHRI berharap Pemerintah Daerah dapat memberikan dukungan nyata. Terlebih Menteri Dalam Negeri (Mendagri) telah mengizinkan kembali pemerintah daerah menggelar rapat di hotel. “Jadi kalau anggaran ada, ya digunakan saja, jangan ditahan-tahan. Industri perhotelan juga kan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), jadi diharapkan dapat dihidupkan kembali,” kata dia.

Sementara itu berdasarkan rilis yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi, okupansi hotel bintang tahun ini terus mengalami penurunan sejak Januari. Pada bulan pertama, okupansi hotel sebesar 42,94 persen. Angka itu terus mengalami penurunan yakni 42,88 persen pada Februari dan terendah pada Maret 33,92 persen. Penurunan pada Maret terjadi karena bersamaan dengan masyarakat yang tengah menunaikan ibadah di bulan puasa.

Okupansi kembali naik pada April menjadi 40,07 persen. Hanya saja, kenaikan itu tidak lebih baik dari okupansi tahun lalu pada bulan yang sama yakni 46,47 persen pada April 2024 lalu. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait