BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Kendati telah diperbolehkan beroperasi, sejumlah perusahaan di Kabupaten Bekasi masih kesulitan memulai produksi akibat pandemi COVID-19.
Bahkan, pada beberapa sektor industri, perusahaan masih merumahkan para karyawannya. Alhasil, pembukaan lapangan kerja pun diprediksi baru dapat dilakukan tahun depan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi Sutomo mengatakan sejumlah masih dalam tahapan pemulihan. Diprediksi, pemulihan dapat berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
“Jadi fase sekarang untuk recoveri dulu, recovery kenapa karena tiap-tiap industri kan ada induknya, disebut hulu hingga hilir,” kata Sutomo, Kamis (18/06).
Beberapa sektor yang paling terdampak dengan mewabahnya COVID-19 ini, kata Sutomo, yakni elektronik dan otomotif. Sebab, keduanya memiliki rantai industri yang terbilang panjang, dari hulu hingga hilir.
“Misalkan di otomotif itu di Astra atau di Daihatsu, nah turunannya itu ada ratusan perusahaan pemasok suku cadangnya. Sekarang kalau hulunya belum normal maka hilirnya tidak bisa apa-apa,” ucap dia.
Pandemi ini, lanjut dia, menimbulkan efek berkelanjutan yang signifikan. Sehingga memerlukan waktu setidaknya hingga tiga bulan untuk memulai produksi meski belum sepenuhnya kembali normal.
“Jadi memang butuh waktu. Untuk elektronik dan otomotif itu perlu dua hingga tiga bulan. Tidak ada rekrutmen karena produksinya pun belum dimulai,” ucap dia.
Salah satu grup otomotif besar seperti Astra, kata Sutomo, bahkan menyampaikan jika mereka baru akan memasuki masa produksi pada Agustus mendatang, meski hanya sekitar 30 persen.
“Informasi dari grup Astra bahkan sampai Agustus ini mereka baru beranjak dari zona merah ke zona kuning, artinya zona kuning itu produksi baru sekitar 30 persen. Sampai tahun depan kuartal pertama pun baru 50 persen lebih sedikit. Karena memang tidak semudah itu masyarakat menjadi pembeli produk-produknya,” ucap dia.
Di antaranya industri lainnya, sektor yang relatif masih dapat bertahan yakni industri makanan dan obat-obatan. “Makanan dan obatan-obatan sampai saat ini masih berjalan. Tapi masalahnya, dari gelombang PHK kemarin itu kebanyakan dari elektronik dan otomotif. Kesempatan kerja ada di dua sektor ini tapi kondisinya tidak memungkinkan,” ucap dia.
Dengan kondisi saat ini, Sutomo berharap seluruh pihak dapat menerapkan protokol kesehatan agar pandemi segera berakhir dan perekonomian lebih cepat pulih. “Jadi tinggal disiplinya karyawan dalam new normal ini, displin atau tidak. Kalau disiplin kondisi ini bisa berakhir tapi kalau tidak disiplin ya bisa kena sini satu lagi. Balik lagi seperti kemarin kondisinya,” ucap dia.
Seperti diketahui, mewabahnya covid-19 membuat perekonomian anjlok yang mengakibatkan tingginya gelombang PHK, apalagi di Kabupaten Bekasi yang menjadi daerah dengan industri terbesar se-Indonesia. Bahkan hingga awal April lalu, 460 perusahaan terpaksa merumahkan 3.949 karyawan dan mem-PHK 1.651 orang lainnya. (BC)