Harga Jual dan Hasil Tangkapan Nelayan Menurun, Angka Kemiskinan di Pantai Bahagia Meninggi

Warga RT 04/05 Desa Pantai Bahagia, Heri dan Yasin yang berprofesi sebagai nelayan tangkap kepiting tinggal di gubuk berukuran 3x4 meter. Dapur dan WC berada di luar dengan kondisi tidak layak.
Warga RT 04/05 Desa Pantai Bahagia, Heri dan Yasin yang berprofesi sebagai nelayan tangkap kepiting tinggal di gubuk berukuran 3x4 meter. Dapur dan WC berada di luar dengan kondisi tidak layak.

BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG – Sejumlah warga yang berprofesi sebagai nelayan di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong mengeluh penjualan ikan hasil tangkapan mereka turun drastis. Selain harganya turun, mereka juga mengaku mulai kesulitan mendapatkan hasil laut akibat pencemaran di perairan Muaragembong.

Yasin (45) warga RT 04/05 Desa Pantai Bahagia yang berpresi sebagai salah seorang nelayan kepiting mengaku kesulitan mendapatkan penghasilan setelah harga kepiting anjlok dari yang sebelumnya Rp 80 – 120 ribu per kilogram kini hanya hanya sampai Rp 20-25 ribu per kilogram.

Bacaan Lainnya

“Keseharian saya masang bubu, biasanya dapet kepiting dijual tapi sekarang harganya lagi turun. Kalau seminggu yang lalu harganya 80-120 ribu perkilogram, hari ini cuma 20-25 ribu rupiah per kilogramnya,” kata Yasin.

Selain harganya yang turun, para nelayan juga mengaku kesulitan mendapatkan hasil laut akibat pencemaran di perairan Muaragembong. “Ya dapat kepiting udah sulit sekarang-sekarang apalagi dengan harga yang menurun,” kata Heri (34) nelayan tangkap kepiting lainnya.

Sebelum memasuki masa sulit, Yasin maupun Heri mengaku mampu mendapatkan penghasilan berkisar Rp 150 ribu sampai Rp200 ribu perhari. Kini keduanya hanya mendapatkan Rp50 ribu perhari bahkan terkadang tidak mendapatkan penghasilan sama sekali akibat tidak mendapatkan tangkapan.

“Biasanya dapet kepiting ya dapet lah Rp50 ribu, kadang Rp40 ribu, kadang juga gak dapet. Kalau untuk kebutuhan sehari-hari cukup gak cukup ya segitu,” imbuhnya.

Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Ahmad Qurtubi menjelaskan kondisi ini terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Menurunnya harga jual dan hasil tangakapan nelayan menjadi salah satu faktor meningkatkannya angka kemiskinan di Desa Pantai Bahagia dari yang sebelumnya 5 persen kini menjadi 15 persen.

“Yasin dan Heri merupakan dua dari 1000 warga yang terdampak. Mereka tinggal di tempat yang belum layak bahkan gubuknya yang hanya berukuran 3×4 meter. WCnya pun belum ada jadi untuk kebutuhan MCK diluar,” kata Qurtubi.

Qurtubi menjelaskan Pemerintah Desa Pantai Bahagia telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi terkait permasalahan yang dihadapi ribuan warganya yang 75 persen berprofesi sebagai nelayan. Tidak adanya akses jalan yang memadai juga menjadi alasan menurunnya harga jual hasil tangkapan nelayan.

“Kami mewakili warga Desa Pantai Bahagia tentunya berharap Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat mencari solusi bagi para nelayan di wilayah kami agar bisa hidup sejahtera,” kata dia. (ded)

Pos terkait