BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Wacana kenaikan harga mulai berpengaruh pada ketersediaan rokok di pasaran. Di sejumlah warung di Kabupaten Bekasi, rokok mulai sulit didapati. Sedangkan di tingkat grosir, pedagang kesulitan melayani banyaknya pembeli.
Dede (30), warga Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara mengaku sudah mulai kesulitan mendapat rokok. Di sekitar kediamannya, ada empat warung mulai dari penjual kecil hingga toko relatif besar, namun rokok sulit didapat. “Biasanya ada terus soalnya kan langganan. Kata tukang warungnya sih kosong di sananya,” kata dia, Selasa (23/08).
Sementara itu, Aji (50), pemilik warung grosir di Pasar Tegal Danas mengatakan, sejak wacana kenaikan harga, penjualan rokok meningkat. Banyak langganan yang membeli rokok lebih banyak dari biasanya untuk persediaan. “Biasanya yang beli satu slop, bisa jadi dua sama tiga. Banyak yang tanya ke saya tapi saya juga kan tidak tahu,” kata dia.
Aji mengaku meningkatnya jumlah pembeli mulai terjadi sejak dua hari terakhir. Bahkan dia harus memesan rokok dua kali sehari ke distributor karena banyaknya pembeli. “Pokoknya pas ramai-ramai mau naik aja. Saya juga bingung benar atau enggak. Cuma kalau yang beli jadi banyak,” kata dia.
Peningkatan jumlah pembeli juga dirasakan Tinah (54), pemilik warung di Kampung Cimahi, Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat. Menurut dia, para pembeli khawatir rencana kenaikan harga rokok jadi dilaksanakan. Sehingga banyak di antara mereka yang membeli lebih banyak dari biasanya.
“Biasanya cuma batangan belinya, tapi sekarang jadi bungkusan, katanya nanti mah keburu mahal,” kata dia. Menurut Tinah, dalam sehari bisa menjual satu sampai dua slop rokok untuk satu jenis dan merek. Rokok jenis filter, kretek dan rokok putih menjadi yang paling laku.
Berbeda dengan di Cikarang Utara, Tinah mengaku tidak kesulitan mendapat rokok. Di grosir tempat dia membeli, persediaan rokok mencukupi. “Enggak susah, beli ya tinggal beli. Cuma memang khawatir juga jadi apa tidak naiknya. Nanya ke Pak Haji yang punya grosir juga enggak tahu,” kata dia.
Meski pembelinya bertambah, Tinah berharap ada kejelasan tentang kenaikan harga. Pasalnya jika harga jadi naik, dia risau pembeli rokok bakal berkurang. “Saya bingung jualnya, orang beli sebungkus kemahalan, kalau sebatang saya jualnya berapa. Ini soalnya belum jelas, saya tanya ke sales juga enggak tahu belum ada konfirmasi,” kata dia. (BC)