FPI Bekasi Raya Tolak Dedi Mulyadi di Kabupaten Bekasi

Penampilan Safari Budaya 'Dangian Ki Sunda' di alun-alun Kecamatan Sukatani, Kamis (01/09) September 2016 lalu.
Penampilan Safari Budaya 'Dangian Ki Sunda' di alun-alun Kecamatan Sukatani, Kamis (01/09) September 2016 lalu.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Kedatangan Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta yang blusukan ke 23 Kecamatan di Kabupaten Bekasi dalam rangkaian acara Safari Budaya ‘Dangiang Ki Sunda’ bersama Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin dan suaminya yang notabene anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Almaida Rosa Putra menjadi sorotan Ormas Islam di Kabupaten Bekasi.

BACA : Safari Budaya Kental Unsur Politis, Damin Sada tantang Dedi Mulyadi Jelaskan Arti Sampurasun

Bacaan Lainnya

Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya, Habib Salim Bin Idrus Alatas dengan tegas menolak kehadiran Dedi Mulyadi di Kabupaten Bekasi. “Secara umum, semua aktivis FPI Se Jawa Barat, termasuk Bekasi tentunya, akan damai dengan syarat Dedi Mulyadi taubat kepada Allah SWT dan meminta maaf kepada ulama Jawa Barat tentang penistaan Islam dan perusakan budaya sunda dengan hinduisasi,” kata dia, Jum’at (02/09).

Selain itu, sambungnya, FPI juga akan berdamai dengan Dedi, jika Dedi mau memusnahkan patung-patung yang dibangun di Purwakarta karena dianggap musyrik, walau dilakukan secara bertahap.

Habib Salim pun mempertanyakan motif Bupati Bekasi yang mengemas roadshow acara Dedi Mulyadi di setiap Kecamatan di Kabupaten Bekasi. Ia khawatir masyarakat di Kabupaten Bekasi terbawa ajaran Dedi yang bertentangan, bahkan menjauhkan masyarakat dari ajaran Islam.

Diberitakan sebelumnya, Damin Sada, tokoh masyarakat Utara Kabupaten Bekasi menyayangkan adanya ucapan salam seperti Sampurasun yang disampaikan Dedi Mulyadi di acara Safari Budaya pada Kamis (01/09) malam di alun-alun Sukatani. Menurut dia, sebagai orang Islam lazimnya yang disampaikan adalah ucapan salam seperti ‘Assalamu’alaikum’, bukan Sampurasun.

“Itu pake ada ucapan-ucapan sampurasun segala, bukannya asalammualikum seperti lazimnya orang islam yang bersapa dengan sesama islam. Kenapa harus sampurasun?” sindirnya.

Informasi yang BERITACIKARANG.COM dapatkan, acara Safari Budaya ini dilakukan di 23 Kecamatan di Kabupaten Bekasi sebanyak 40 titik dan tersisa di 2 Kecamatan diantaranya adalah Bojong Mangu dan Serang Baru. (BC)

Pos terkait