BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Para guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bekasi mengaku belum menerima tunjangan dalam bentuk apapun selama di tahun 2017 ini. Sejak SMA dan sederajat dikelola pemerintah provinsi, para tenaga pendidik ini mengaku belum menerima haknya.
“Guru-guru kami belum honoran sampai hari ini, dari Januari. Kami punya personalnya 64 orang, semuanya belum gajian. Dana dari provinsi, apapun belum keluar bagi SMA,” kata Kepala SMA Negeri 1 Muaragembong Adar Mahdar.
Adar mengaku tidak mengetahui penyebab hak para guru tersebut tak kunjung dibayarkan. Namun, kata dia, menurut informasi yang diterima, macetnya pembayaran itu lantaran proses alih kelola dari Pemerintah Kabupaten Bekasi ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum rampung.
“Mungkin karena masih proses alih kelola. Mungkin prosedurnya harus dibuat, surat keputusan dari gubernurnya harus dibuat, jadi mungkin butuh waktu,” kata dia.
Hal senada diungkapkan Kepala Sub Bagian Tata Usaha di salah satu SMA negeri di Kabupaten Bekasi. Menurut dia, kini sekolah tengah resah karena dana untuk operasional sekolah tak kunjung didapat. Dikhawatirkan, kondisi ini dapat menghambat proses kegiatan belajar-mengajar.
“Sudah empat bulan kegiatan di sekolah memang menjadi terhambat, akibat belum ada dana yang bisa dicairkan,” kata pria yang enggan disebutkan namanya.
Menurut dia, dana yang belum turun itu yakni dana Bantuan Pendidikan Menengah Umum (BPMU), tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) untuk guru dan aparatur sipil negara, hingga dana hibah dari Pemkab Bekasi untuk SMA dan sederajat pun tak kunjung cair.
“Dana hibah itu kan dari Pemkab Bekasi untuk SMA/SMK melalui Pemprov Jabar, tapi belum juga cair. Biasanya tiap bulan sudah keluar. TPP untuk pribadi guru dan pegawai PNS di sekolah aja belum turun, kemudian biaya operasional sekolah (BOS) dari Pemerintah Pusat pun juga sama,” kata dia.
Dia berharap dana tersebut segera disalurkan Pemprov guna menunjang kegiatan sekolah. “Kami harapkan segera turun, banyak kegiatan terganggu yanga akhirnya kami terpaksa meminjam kesana-sini untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut,” ucapnya. (BC)