Digitalisasi Ekonomi, Kepala Desa di Kabupaten Bekasi Ditantang Berinovasi

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat memimpin pertemuan dengan seluruh Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Bekasi di Gedung Wibawamukti, Komplek Pemerintah Kabupaten Bekasi, Kecamatan Cikarang Pusat, Jum’at (21/10).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat memimpin pertemuan dengan seluruh Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Bekasi di Gedung Wibawamukti, Komplek Pemerintah Kabupaten Bekasi, Kecamatan Cikarang Pusat, Jum’at (21/10).

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Gubernur Ridwan Kamil mengingatkan pentingnya digitalisasi dalam perekonomian. Bahkan, ekonomi digital merupakan salah satu aspek penting yang mampu mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada 2045 mendatang.

Lebih jauh, akar perekonomian digital pun harus dimulai dari tingkat desa. Emil, sapaan Ridwan Kamil, bahkan menantang para kepala desa (kades) untuk mampu menciptakan inovasi dengan konsep ekonomi digital.

Bacaan Lainnya

BACA: Tidak Ada Desa Tertinggal di Kabupaten Bekasi

Hal itu di sampaikan Ridwan Kamil saat memimpin pertemuan dengan lurah dan kepala desa se-Kabupaten Bekasi di Gedung Wibawa Mukti – Komplek Perkantoran Pemkab Bekasi, Kecamatan Cikarang Pusat, Jumat (21/10).

“Sekarang semua urusan harus digital. Kalau pak lurah tidak paham digital tidak masalah, yang penting punya assiten yang paham digital.  Bagi yang semangat saya kasih modal Rp100 juta per desa untuk 10 proposal ekonomi digital yang paling keren, yang paling prospektif,” kata dia.

Menurut Ridwan Kamil, konsep perekonomian digital telah banyak diterapkan di banyak desa di Jawa Barat. Diantaranya,  penjualan hasil perkebunan yang dikembangkan oleh sebuah desa di Ciwidey, Kabupaten Bandung serta sistem pemberian pakan ikan lele lewat sistem digital oleh peternak Lele di Losarang, Indramayu.

BACA: Inovasi Berkebun Hidroponik, Masyarakat Kabupaten Bekasi Bisa Bercocok Tanam Lewat Handphone

“Ini penting diterapkan dan kepala desa harus menyadari itu. Desa yang maju pasti karena kadesnya mau bergerak. Tanpa digital kita slow tetapi dengan digital kita ngabret atau melompat” kata dia.

Emil menjelaskan seharusnya di masa depan itu desa mampu meningkatkan perekonomian warganya seperti di kota. Konsepnya dimulai dari data kemudian mengkomunikasikan potensinya dan fokus juga pada inovasi dengan konsep digital sebagai akselerator dari percepatan ekonomi desa. “Jadi tinggal di desa, rejekinya Jakarta,” kata dia. (dim)

Pos terkait