BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Baru-baru ini publik dihebohkan dengan fenomena satu mobil yang diguyur hujan di tengah mobil lainnya yang terparkir di sebuah hotel di Kawasan Jababeka, Cikarang Utara, Minggu (31/10). Ada pun sosok yang merekam fenomena tersebut adalah Uryan Riana yang merupakan Anggota DPRD Kabupaten Bekasi.
Uryan menjelaskan hujan lokal yang mengguyur mobil milik Anggota DPRD Komisi III Kabupaten Bekasi Saiful Islam itu, terjadi selama kurang lebih 5 menit. “Kejadiannya cukup lama ya, cuma karena saya mau ada acara lagi jadi saya tinggalin. Lebih dari 5 menit,” kata dia, Selasa (02/11).
Awalnya, Uryan hendak kembali ke mobil untuk bergegas menghadiri acara lainnya. Kala itu, ia menjelaskan cuaca di sekitar lokasi cukup panas.
“Ketika acara sudah mau selesai saya abis sambutan saya mau ke mobil dulu untuk ambil sesuatu. Kondisi saat itu panas enggak mendung, kemudian saya keluar, saya kaget ada mobil diguyur air dengan jumlah banyak,” ungkapnya.
Ia lantas terkejut saat melihat mobil milik rekannya, Saiful Islam diguyur air hujan. Bahkan Saiful sempat menduga bahwa ada orang yang sengaja mengucurkan air ke mobil tersebut.
“Kata saya itu kok mobil diguyur air, siapa yang guyur ya? Saya pikir di atas ada yang ngucurin pake selang, tapi kan sambungannya ke mana? Karena itu di tempat parkir terbuka enggak ada atap. Ketika saya cek, kok aneh hujan cuma di satu mobil doang guyurnya,” kata Uryan.
Saking tak mempercayai apa yang dilihatnya, Uryan juga berteriak untuk memanggil orang lain guna memastikan bahwa yang disaksikannya adalah betul-betul fenomena langka. Namun, saat itu tak ada seorang pun yang ada di parkiran sehingga ia memutuskan untuk merekam momen tersebut menggunakan ponsel pribadinya.
“Dari situ saya cari teman buat cari kesaksian, bahwa yang menyaksikan itu bukan cuma saya, ternyata enggak ada orang, saya juga sempat teriak juga ternyata enggak ada orang. Akhirnya saya inget saya videokan saja hingga ke atas. Kalau ada yang bilang itu ada talang bocor, mungkin iya tetapi talang yang ada di langit,” kata dia.
Sebelumnya, Koordinator Bidang Hubungan Masyarakat BMKG, Akhmad Taufan Maulana mengatakan diperlukan sejumlah kajian dan pengamatan untuk menjelaskan kebenaran mengenai fenomena yang terjadi pada Minggu (31/10) lalu itu.
“BMKG saat ini belum dapat mengkonfirmasi terkait kebenaran kejadian tersebut, mengingat data yang ada saat ini hanya berupa visual video yang disampaikan oleh warga dengan format durasi yang cukup singkat. Sementara data-data pengamatan cuaca visual yang sifatnya lokal yang bisa dianalisis secara objektif setempat tidak tersedia,” ungkap Akhmad melalui keterangan tertulisnya, Selasa (02/11).
Namun demikian, fenomena tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Hal ini dikarenakan diamater awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan seperti pada video umumnya memiliki diameter beberapa puluh hingga ratusan km.
“Hujan umumnya terjadi ketika awan sudah cukup matang, dan jika proses kondensasi pada awan cukup kuat maka akan menghasilkan hujan dengan intensitas sedang-lebat atau umumnya dicirikan dengan diameter butiran yang besar juga pada area yang luas,” tuturnya.
Hujan dari awan cumulonimbus dengan cakupan yang tidak luas, apabila menghasilkan hujan lebat, maka akan ditemukan hujan dengan intensitas ringan atau ditandai dengan butiran lebih kecil di satu sisi hujan dengan intensitas yang lebat.
“Kondisi tersebut tidak ditemukan pada video yang beredar karena hujan yang jatuh pada area cakupan sempit dan intensitas lebat atau tidak ada satupun sisi yang menunjukkan intensitas hujan ringan,” ucap Akhmad.
Di samping itu, awan cumulonimbus yang membawa partikel pembentuk hujan, pada umumnya bergerak terbawa angin seperti awan lainnya, sehingga sangat jarang terjadi pada titik lokasi yang sama dan pada waktu lama. Terutama apabula diameter awan cukup kecil maka akan sangat jelas terlihat pergerakan awan dan hujannya.
“Ketika terjadi hujan yang sifatnya sangat lokal, dapat dipastikan ada angin dan tutupan awan yang tidak merata. Awan cumulus penyebab hujan lokal sulit terbentuk di kondisi setelah hujan seperti kejadian yang viral saat ini,” kata dia. (BC)